Tuhan Mahakuasa

Jumat, 16 Oktober 2020 – Hari Biasa Pekan XXVIII

135

Lukas 12:1-7

Sementara itu beribu-ribu orang banyak telah berkerumun, sehingga mereka berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: “Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi. Tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. Karena itu apa yang kamu katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang, dan apa yang kamu bisikkan ke telinga di dalam kamar akan diberitakan dari atas atap rumah. Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh dan kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti. Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia! Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekor pun darinya yang dilupakan Allah, bahkan rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga daripada banyak burung pipit.”

***

Di Pasar Lama Kota Tangerang, dekat tempat saya tinggal, ada seorang penjual burung pipit. Setiap hari, banyak orang datang untuk membeli burung itu, yang biasanya digunakan untuk keperluan ritual peribadatan. Harga eceran seekor burung pipit sepuluh ribu rupiah. Saya pernah membeli di situ dengan membayar satu juta rupiah, dan sang penjual memberikan kepada saya sekitar tiga ratus ekor burung pipit. Burung-burung itu lantas saya lepaskan dalam sebuah perayaan.

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus mengatakan bahwa harga burung pipit “lima ekor dua duit.” Ini untuk mengatakan bahwa burung pipit adalah “komoditi” yang sangat murah. Meskipun demikian, burung-burung itu tidak dilupakan Tuhan. Mereka dipelihara dan dikasihi oleh-Nya. Ada sebuah lagu yang mengisahkan hal itu, yang pastinya kita kenal dengan baik: “Burung pipit yang kecil dikasihi Tuhan. Terlebih diriku, dikasihi Tuhan.” Yesus memakai burung pipit untuk mengajar dan menggugah kesadaran kita: Betapa sayangnya Tuhan kepada kita.

Situasi pandemi Covid-19 yang berkepanjangan membuat banyak orang takut, termasuk kita sendiri. Kita mencemaskan kesehatan diri dan keluarga kita, kita takut kehilangan pekerjaan, dan sebagainya. Kepada siapa kita berlindung dalam situasi yang mencekam ini? Tentu saja kepada Tuhan, sebab Dialah Allah yang Mahakuasa. Tuhan berkuasa untuk menjaga dan memelihara hidup kita. Ia berkuasa atas kehidupan dan kematian kita. Mari kita percayakan hidup kita kepada-Nya, sebab Dialah tempat perlindungan kita.