Dipanggil untuk Menjalani Keseharian yang Penuh Makna

Sabtu, 3 April 2021 – Malam Vigili Paskah

179

Markus 16:1-7

Setelah lewat hari Sabat, Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus. Dan pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu, setelah matahari terbit, pergilah mereka ke kubur. Mereka berkata seorang kepada yang lain: “Siapa yang akan menggulingkan batu itu bagi kita dari pintu kubur?” Tetapi ketika mereka melihat dari dekat, tampaklah, batu yang memang sangat besar itu sudah terguling. Lalu mereka masuk ke dalam kubur dan mereka melihat seorang muda yang memakai jubah putih duduk di sebelah kanan. Mereka pun sangat terkejut, tetapi orang muda itu berkata kepada mereka: “Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia. Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus: Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia, seperti yang sudah dikatakan-Nya kepada kamu.”

***

Kisah kebangkitan Yesus adalah kisah iman kita. Iman kita didasarkan pada kisah kebangkitan Yesus yang mengalahkan maut, kebangkitan yang sungguh memberikan pengharapan. Kita akan selalu ditantang: Mana buktinya bahwa Yesus bangkit? Banyak yang meragukan kebangkitan Yesus, sebab tidak ada bukti yang cukup selain makam yang kosong. Bagaimana kita menanggapi keraguan itu?

Ada banyak jalan untuk sampai kepada iman akan kebangkitan Yesus. Tentu Yesus adalah sumber utama, dan kita mohon rahmat iman agar mampu melihat karya Tuhan yang luar biasa itu dengan mata batin. Kali ini, saya ingin mengajak kita semua untuk merenungkan salah satu jalan kepada iman akan kebangkitan, yakni para murid.

Kematian Yesus menyebabkan guncangan luar biasa bagi murid-murid-Nya. Guru yang amat mereka cintai mati dengan cara mengerikan. Mereka semua diliputi ketakutan, sehingga bersembunyi di dalam rumah. Namun, kemudian terjadi sesuatu yang luar biasa. Para murid yang ketakutan dan kecil hati menjadi orang-orang yang berani. Mereka bertemu dengan pribadi yang mampu mengubah hati dan diri mereka. Mereka melihat dan bertemu dengan Yesus yang bangkit! Itulah yang bisa menjelaskan mengapa Petrus dan kawan-kawannya menjadi pribadi yang penuh semangat dalam mewartakan Yesus.

Kebangkitan menghadirkan perubahan, menghadirkan transformasi diri. Tanpa transformasi diri, setiap tahun kita sekadar mengulangi perayaan liturgi tanpa memahami apa itu kebangkitan. Kebangkitan membawa kehidupan, membawa semangat dalam diri kita untuk mengusahakan hidup yang lebih baik, lebih bermakna. Orang yang bangkit bersama Yesus adalah orang yang membawa kehidupan, kegembiraan, dan semangat, bukan orang yang lesu dan muram.

Yesus meminta para murid untuk menjumpai-Nya di Galilea. Galilea adalah tempat keseharian Yesus berinteraksi dengan mereka. Dengan ini, Yesus mengajak kita kembali pada keseharian. Keseharian kita mungkin merupakan rutinitas yang biasa-bisa saja, namun di sana ada Tuhan yang berjalan mengiringi kita, mengajak kita untuk hidup dalam rahmat kebangkitan-Nya.