Allah Mencintai Semua Orang

Minggu, 7 Januari 2018 – Hari Raya Penampakan Tuhan

573

Matius 2:1-12

Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya: “Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.” Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. Mereka berkata kepadanya: “Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel.” Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu tampak. Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: “Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya aku pun datang menyembah Dia.” Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur. Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.

***

Apa makna Hari Raya Penampakan Tuhan? Mari kita melihatnya dari kisah yang kita dengarkan dalam Injil hari ini. Dikisahkan tiga orang majus datang mengikuti bintang. Mereka ingin mengunjungi bayi Yesus. Tiga orang ini adalah kelompok terpelajar yang menguasai ilmu perbintangan. Ketiganya digambarkan berasal dari daerah yang sekarang ini kita sebut Iran. Itu berarti ketiganya berasal dari daerah luar Yahudi. Sungguh aneh bahwa ketiganya ditampilkan dalam rangkaian kisah kelahiran Yesus sebagai pihak-pihak yang terpesona dan hormat kepada-Nya, hingga akhirnya mau berkunjung membawakan persembahan.

Dari situ saya ingin menawarkan salah satu makna Hari Raya Penampakan Tuhan, yakni terbukanya rencana keselamatan Allah, tidak hanya bagi orang Yahudi, tetapi juga bagi semua orang. Kelahiran Yesus menjadi tanda permulaan tersingkapnya misteri penebusan ini. Dalam diri Yesus, keselamatan itu menjadi luas cakupannya. Dalam diri Yesus, keselamatan itu menjangkau semua orang, tanpa kecuali.

Allah mencintai, tidak lagi hanya orang Yahudi, tetapi juga semua orang. Ia hendak menyelamatkan segenap insan tanpa pandang bulu. Cinta-Nya tidak lagi eksklusif, tetapi inklusif. Allah ingin kita tahu mengenai hal itu. Karena itu, sejak awal, yakni ketika Yesus lahir di dunia ini, kedatangan ketiga orang majus ini sebenarnya hendak mengatakan bahwa Allah mencintai semua orang. Dalam diri Yesus, sang Putra, Allah memberi tanda bahwa keselamatan yang direncanakan-Nya bersifat universal, konkret, dan menyentuh setiap orang.

“Allah menurunkan hujan tidak hanya bagi orang baik, tetapi juga bagi orang jahat.” Kalimat bijak tersebut kiranya sering kita dengar. Begitulah Allah. Semua ingin dicintai-Nya. Semua ingin Ia tempatkan dalam pelukanNya. Kalau hari ini kita masih sering membeda-bedakan, mengotak-ngotakkan, dan mengecualikan orang ini serta orang itu dari cinta-Nya, Allah macam apa yang sebenarnya kita sembah?

Salam Bhinneka Tunggal Ika!