Orang-orang yang Sok Tahu

Kamis, 22 Maret 2018 – Hari Biasa Pekan V Prapaskah

360

Yohanes 8:51-59

“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.” Kata orang-orang Yahudi kepada-Nya: “Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya. Adakah Engkau lebih besar daripada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabi pun telah mati; dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?” Jawab Yesus: “Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikit pun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami, padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya. Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita.” Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: “Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?” Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.

***

Dalam kehidupan bersama, ada empat tipe manusia yang sering kita jumpai. Pertama, orang yang tahu tetapi pura-pura tidak tahu atau tidak mau memberitahukan apa yang dia ketahui kepada orang lain. Kedua, orang yang tahu dan bersedia meneruskan apa yang diketahuinya kepada orang lain. Ketiga, orang yang tidak tahu, tetapi bertindak seolah-olah tahu segalanya. Keempat, ada orang yang tidak tahu apa-apa, tetapi mengakui ketidaktahuannya itu dan dengan rendah hati berusaha mencari tahu dengan bertanya kepada orang-orang yang lebih tahu atau dengan mencari informasi dari sumber-sumber lain yang meyakinkan.

Yesus kiranya termasuk dalam tipe yang kedua. Ia tahu betul siapa itu Allah Bapa, dan Ia memberi kesaksian tentang Allah Bapa berdasarkan pengetahuan dan pengenalan diri-Nya. Karena Yesus mengenal Allah Bapa dengan baik, Ia berusaha memberi kesaksian tentang Bapa kepada segenap manusia.

Lawan-lawan Yesus masuk dalam kelompok ketiga. Mereka tidak tahu dan tidak mengenal dengan baik siapa itu Allah Bapa. Ketidaktahuan itu terlihat jelas dalam tingkah laku mereka yang jahat. Mereka bahkan bermaksud membunuh Yesus! Meskipun tidak tahu, mereka berlagak seolah-olah tahu segalanya tentang Tuhan. Orang-orang “sok tahu” itu merasa diri paling benar. Karena itu, mereka memusuhi Yesus yang membongkar kebodohan dan kesombongan mereka.

Tentunya kita diajak untuk menjadi manusia tipe kedua, yakni orang-orang yang bersedia memberi kesaksian iman melalui perkataan dan perbuatan tentang apa yang kita ketahui mengenai Yesus. Namun, kalau kita belum tahu apa-apa, jadilah manusia tipe keempat, bukan yang ketiga. Alih-alih sok tahu, hendaknya kita mau terbuka terhadap masukan dan bisikan dari Roh Kudus, baik melalui ilham-ilham ilahi maupun melalui orang-orang yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.