Rambutmu Bagaikan Kawanan Kambing (6)

“Rambutmu bagaikan kawanan kambing yang bergelombang turun dari pegunungan Gilead” (Kid. 4:1c)

187

Kid. 4:1-7, pujian mempelai pria kepada mempelai wanita

Pujian atas keagungan cinta dapat kita rasakan dalam Kid. 4:1-7. Mari kita dalami makna perikop ini sambil membayangkan suasana yang menjadi latar belakangnya, yakni pesta pernikahan. Dalam momen yang membahagiakan itu, mempelai pria melirik mempelai wanita, dan seketika langsung merasa bahwa dirinya adalah laki-laki paling beruntung di dunia. Bagaimana tidak, istrinya ini cantik tiada tara! Tanpa bisa ditahan lagi, meluncurlah dari bibirnya puji-pujian bagi sang belahan jiwa, “Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh cantik engkau!” (Kid. 4:1a). Oleh mempelai pria, kecantikan mempelai wanita kemudian digambarkan dengan sejumlah metafora yang bisa-bisa membuat setiap perempuan yang mendengarnya terbang di awang-awang.[1]

Mata menjadi sorotan pertama, sebab banyak orang beranggapan bahwa pesona perempuan pertama-tama terletak pada matanya. “Bagaikan merpati matamu di balik telekungmu,” kata sang mempelai pria dengan mesra (Kid. 4:1b), untuk menyatakan bahwa tatapan mata sang kekasih memancarkan keindahan dan ketulusan.[2] Sang pria jelas punya daya fantasi yang luar biasa, sebab ketika selanjutnya berbicara tentang rambut kekasihnya, ia teringat pada kawanan kambing di Gilead. “Rambutmu bagaikan kawanan kambing yang bergelombang turun dari pegunungan Gilead,” ungkapnya (Kid. 4:1c).[3] Jangan salah, mempelai wanita di sini tidak disamakan dengan kambing! Yang menjadi perhatian adalah kawanan kambing yang memenuhi pegunungan Gilead yang konturnya naik turun seperti gelombang. Sang pria dengan ini memuji rambut mempelai perempuan yang indah dan menawan, sebab hitam bergelombang.

(Bersambung)

[1] Penjelasan mengenai makna metafora-metafora dalam Kid. 4:1-7 bersumber dari Agus Santoso, Cinta Kuat Seperti Maut: Tafsir Kitab Kidung Agung (Cipanas: STT Cipanas Press, 2014), 60-64.

[2] Merpati di sini menjadi lambang sesuatu yang positif. Nabi Hosea punya pandangan berbeda. Merpati baginya adalah lambang kebodohan, sehingga ia berkata, “Israel ke sana-kemari seperti burung merpati yang bodoh. Mula-mula orang-orangnya minta bantuan kepada Mesir, kemudian mereka lari kepada Asyur!” (Hos. 7:11).

[3] Gilead merupakan pegunungan yang sangat terkenal dalam Perjanjian Lama. Letaknya di tenggara Danau Galilea. Di pegunungan Gilead ada banyak padang rumput yang luas, sehingga kambing domba cocok digembalakan di sana. Kambing yang digembalakan di sini dibayangkan berwarna hitam semua.