Ketaatan pada Sabda Akan Membuahkan Hasil yang Mengagumkan

Kamis, 6 September 2018 – Hari Biasa Pekan XXII

749

Lukas 5:1-11

Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Simon menjawab: “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Ketika Simon Petrus melihat hal itu ia pun tersungkur di depan Yesus dan berkata: “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.” Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: “Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.” Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus.

***

Lukas adalah satu-satunya penulis Injil sinoptik yang memasukkan kisah mukjizat penangkapan ikan dalam panggilan Petrus, meskipun kisah mukjizat serupa ditampilkan dalam Injil Yohanes dalam kisah kebangkitan (Yoh. 21:1-14). Lukas menempatkan kisah mukjizat penangkapan ikan pada periode awal pelayanan Yesus, sementara Yohanes menempatkannya setelah kebangkitan Yesus.

Kisah panggilan Petrus ditempatkan oleh Lukas dalam konteks mukjizat penangkapan ikan. Dikisahkan bahwa Yesus sedang berkhotbah di tepi Danau Genezaret kepada orang banyak yang mengerumuni-Nya. Desakan orang banyak itu membuat Yesus naik ke sebuah perahu milik Simon Petrus dan terus mengajar mereka dari sana. Pada waktu Lukas menulis Injilnya, perahu telah menjadi simbol bagi Gereja, sehingga sejak awal kisah diisyaratkan bahwa Yesus akan meletakkan fondasi bagi komunitas yang akan memperpanjang misi-Nya dan yang akan membawanya sampai ke ujung bumi (Kis. 1:8).

Setelah selesai mengajar orang banyak, Yesus meminta Simon untuk bertolak ke tempat yang lebih dalam dan menebarkan jala. Permintaan ini awalnya diprotes oleh Simon, tetapi pada akhirnya Simon melakukan apa yang diminta Yesus. Hasilnya, banyak ikan ditangkap dan jala terancam koyak sehingga Simon harus dibantu oleh rekan-rekannya. Ketaatan pada sabda Yesus membuahkan hasil yang mengagumkan. Banyaknya ikan yang ditangkap adalah sebuah mukjizat.

Kisah mukjizat penangkapan ikan yang berlimpah lalu beralih menjadi kisah panggilan. Kisah ini mengikuti pola kisah panggilan yang familiar dalam tradisi biblis seperti panggilan Musa (Kel. 3:1-6) dan Nabi Yesaya (Yes. 6:1-3). Pada saat mukjizat penangkapan, Simon akhirnya menyadari siapa Yesus dan siapa dirinya. Semula ia mengenali Yesus sebagai guru (Luk. 5:5), tetapi sekarang ia mengenalinya sebagai Tuhan (Luk. 5:8). Ia kini juga mengenal dirinya sendiri sebagai orang berdosa, sama seperti Yesaya yang menyadari dirinya sebagai seorang yang najis bibir. Pengenalan akan Yesus dan kesadaran diri sebagai seorang yang berdosa menyebabkan Simon meminta Yesus untuk meninggalkannya.

Akan tetapi, ketidakpantasan Simon tidak menghentikan kehendak Yesus untuk memanggilnya. “Jangan takut, mulai sekarang engkau akan menjala manusia.” Yesus juga akan menyatakan maksud kedatangan-Nya: “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa supaya mereka bertobat.” Yesus menyatakan bahwa Ia datang untuk orang miskin, para tawanan, orang tertindas, dan orang berdosa. Orang-orang yang dipanggil menanggapi panggilan Yesus secara positif. Mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. Dalam konteks kemurahan ilahi yang diperlihatkan dalam penangkapan ikan yang berlimpah, Simon mengakui ketidaklayakan dan kelemahannya sendiri. Dengan kesadaran ini, Simon dan rekan-rekannya siap untuk belajar dan menjadi penjala manusia yang menjadi kiasan bagi misi yang dijalankan Yesus.

Panggilan Yesus ditanggapi oleh Simon Petrus dan rekan-rekannya dengan segera. Mereka membawa perahu-perahu mereka ke tepi pantai. Mereka pun lalu meninggalkan segala sesuatu untuk mengikut Yesus. Mereka masuk ke dalam kehidupan yang tidak lagi melekat pada harta kekayaan duniawi. Dengan tidak lagi melekat pada harta kekayaan duniawi, mereka mengambil bagian dalam gaya hidup Yesus. Bersama-sama mereka belajar menjadi penjala manusia dengan menebarkan firman dan membawa orang ke dalam kelimpahan hidup kerajaan Allah.