Jangan Takut

Sabtu, 4 Mei 2019 – Hari Biasa Pekan II Paskah

208

Yohanes 6:16-21

Dan ketika hari sudah mulai malam, murid-murid Yesus pergi ke danau, lalu naik ke perahu dan menyeberang ke Kapernaum. Ketika hari sudah gelap Yesus belum juga datang mendapatkan mereka, sedang laut bergelora karena angin kencang. Sesudah mereka mendayung kira-kira dua tiga mil jauhnya, mereka melihat Yesus berjalan di atas air mendekati perahu itu. Maka ketakutanlah mereka. Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Aku ini, jangan takut!” Mereka mau menaikkan Dia ke dalam perahu, dan seketika juga perahu itu sampai ke pantai yang mereka tujui.

***

Seorang pasien datang kepada dokter karena ia tidak bisa menyembuhkan dirinya sendiri. Seorang anak kecil pasrah digendong oleh orang tuanya karena ia lemah dan tak berdaya. Begitulah kita manusia. Ada saatnya kita harus mempercayakan diri kepada orang lain karena ketidakmampuan kita. Kita membutuhkan orang lain karena keterbatasan kita. Kalau dengan orang lain kita berbuat demikian, apalagi terhadap Tuhan, sang Pemilik kehidupan.

Dalam bacaan pertama (Kis. 6:1-7) dikisahkan tentang situasi jemaat yang bersungut-sungut karena pelayanan kepada para janda diabaikan. Jumlah orang yang dilayani semakin banyak, tidak sebanding dengan jumlah para pelayan. Oleh karena itu kemudian diupayakan untuk memilih sejumlah petugas yang dapat membantu karya pelayanan. Tuhan mendengarkan kerinduan umat, sehingga dengan pertambahan jumlah pelayan, firman-Nya makin tersebar dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak.

Dalam bacaan Injil, para murid mengalami situasi sulit karena angin dan badai di tengah danau. Secara manusiawi, mereka tidak mampu mengatasi gejolak alam. Dalam situasi tersebut, mereka membutuhkan Tuhan, dan Tuhan sungguh hadir menenangkan mereka. Yesus mendatangi mereka dan berkata, “Aku ini, jangan takut!”

Tuhan juga selalu hadir dalam hidup kita. Ketika badai dan gelombang kehidupan menerjang kita, ingatlah kata-kata Yesus tersebut. Dalam peristiwa sulit, ketika beban berat menindas hidup kita, kita diajak untuk mempercayakan hidup kita dalam Tuhan. Tuhan akan datang dan menolong kita. Sebagai murid-murid Yesus, kita juga diajak untuk meneguhkan sesama yang sedang dilanda ketakutan, kecemasan, atau kehilangan harapan.