KTP Surgawi

Kamis, 24 Oktober 2019 – Hari Biasa Pekan XXIX

76

Roma 6:19-23

Aku mengatakan hal ini secara manusia karena kelemahan kamu. Sebab sama seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan.

Sebab waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran. Dan buah apakah yang kamu petik darinya? Semuanya itu menyebabkan kamu merasa malu sekarang, karena kesudahan semuanya itu ialah kematian. Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal. Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

***

Dalam kehidupan bernegara, salah satu tanda seseorang telah dewasa adalah ketika yang bersangkutan memiliki identitas diri yang disebut Kartu Tanda Penduduk (KTP). Setiap pembuatan KTP memiliki persyaratan yang harus dilengkapi oleh pemohon. Kalau persyaratan belum terpenuhi, KTP tidak bisa dicetak. Dengan memiliki KTP, seseorang sah sebagai warga negara Indonesia. Ia pun mempunyai hak dan kewajiban sebagai warga negara.

Demikian pula setiap orang yang ingin menerima Kristus berarti harus siap untuk menjadi milik-Nya. Menjadi milik Kristus berarti juga memiliki identitas baru yang harus diperjuangkan. Identitas baru itu saya sebut KTP surgawi, sebab Yesus datang dari surga ke dunia ini.

Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma mengingatkan kembali kepada mereka bahwa sebelum mengenal Kristus, mereka adalah hamba dosa. Identitas mereka berkaitan dengan sikap-sikap hidup yang penuh kedosaan. Hendaknya mereka berusaha untuk mengubah situasi kedosaan mereka dan menjadi pembawa kebenaran. Untuk sampai pada kebenaran, mereka harus hidup sebagai orang benar. Mereka harus meninggalkan kedurjanaan tubuh mereka, juga meninggalkan sikap-sikap yang membawa pada kebinasaan. Sebaliknya, mereka harus berusaha untuk mencapai kekudusan sebagai hamba Allah. Dengan kata lain, mereka yang mengenal Kristus berarti mengubah identitas KTP mereka dari “hamba dosa” menjadi “hamba Allah.”

Perubahan itu membuat kita memiliki KTP surgawi, KTP yang mendorong kita untuk selalu melakukan kebenaran dalam hidup. Kita ini milik Allah, bukan milik dosa. Dosa membawa kita pada rasa malu, sementara Allah memerdekakan kita dari rasa malu. Hal ini tidak mudah, sebab kita berhadapan dengan egoisme diri dan tantangan dari orang-orang terdekat. Demikianlah menjadi hamba Allah perlu perjuangan yang besar.