Bait Allah

Kamis, 21 November 2019 – Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Dipersembahkan kepada Allah

121

Lukas 19:41-44

Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya, kata-Nya: “Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu. Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan, dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batu pun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat engkau.”

***

Yerusalem adalah tempat di mana Bait Allah berdiri. Semua ibadat umat Israel dipusatkan di sana. Akan tetapi, tidak semua orang di Yerusalem mengasihi Tuhan yang telah lebih dahulu mengasihi mereka, juga tidak semua orang yang datang ke Bait Allah mau beribadat dengan tulus kepada-Nya. Dahulu kala Bait Allah malah dijadikan pusat bisnis untuk penyediaan binatang-binatang kurban, yang pelakunya tidak lain adalah tokoh-tokoh agama setempat. Tidak heran bahwa Yesus dalam bacaan Injil hari ini dikisahkan menangisi kota ini. Pada saat itu juga, di Yerusalem bahkan muncul persengkokolan jahat untuk membunuh Yesus!

Saudara-saudari sekalian, hari ini kita merayakan Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Dipersembahkan kepada Allah. Dalam sebuah tuturan tradisi kuno yang bersumber dari Injil Yakobus – salah satu injil apokrif – diceritakan bahwa pada umur tiga tahun, gadis cilik Maria dibawa ke Bait Allah oleh Yoakim dan Ana, kedua orang tuanya. Keluarga kecil ini dengan hati gembira dan hormat datang ke sana. Maria begitu bersemangat mengunjungi Bait Allah, sehingga cepat-cepat menaiki seratus lima puluh tangga untuk menjumpai seorang imam yang telah menunggunya. Maria sampai lupa kepada kedua orang tuanya yang tertinggal di belakang. Ia terus saja bernyanyi dan menari dengan gembira.

Melalui kisah tersebut, umat kristiani menghormati bagaimana Maria diberkati Tuhan. Sejak awal hidupnya, ia penuh dengan kekudusan. Terdorong oleh Roh Kudus, Maria mempersembahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan. Ia melaksanakan kehendak Bapa dengan sempurna dengan menjadi ibu Yesus Krisus.

Maria sungguh bahagia, sebab ia mendengarkan dan melaksanakan sabda Allah. Sikap batin seperti inilah yang dikehendaki Allah apabila kita pergi ke gereja yang adalah juga Rumah Allah.