Bangunlah, Angkatlah Tilammu dan Berjalanlah

Selasa, 24 Maret 2020 – Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

1831

Yohanes 5:1-16

Sesudah itu ada hari raya orang Yahudi, dan Yesus berangkat ke Yerusalem. Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan guncangan air kolam itu. Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan mengguncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah guncangan air itu, menjadi sembuh, apa pun juga penyakitnya. Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: “Maukah engkau sembuh?” Jawab orang sakit itu kepada-Nya: “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai guncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.” Kata Yesus kepadanya: “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan.

Tetapi hari itu hari Sabat. Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu: “Hari ini hari Sabat dan tidak boleh engkau memikul tilammu.” Akan tetapi ia menjawab mereka: “Orang yang telah menyembuhkan aku, dia yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Mereka bertanya kepadanya: “Siapakah orang itu yang berkata kepadamu: Angkatlah tilammu dan berjalanlah?” Tetapi orang yang baru sembuh itu tidak tahu siapa orang itu, sebab Yesus telah menghilang ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu. Kemudian Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: “Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk.” Orang itu keluar, lalu menceriterakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia. Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat.

***

“Maukah engkau sembuh?” demikian pertanyaan Yesus kepada orang yang sudah sakit selama tiga puluh delapan tahun. Pertanyaan yang sama juga ditujukan-Nya kepada kita.  Secara jasmani mungkin saat ini kita sedang sakit, apalagi virus corona tengah mewabah di mana-mana. Ada pula sakit yang lain, yakni sakit rohani. Mungkin kita sekarang sedang sakit rohani karena dirundung kecemasan, ketakutan, beban hidup yang berat, luka batin, dan sebagainya. Yesus ingin kita semua sembuh. Ia mengajak semua orang untuk bangkit, “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.”

Apa tanggapan kita? Tanggapan atas pertanyaan Yesus, “Maukah engkau sembuh?” ternyata bisa bermacam-macam. Alih-alih mengatakan “ya,” sering kali kita malah menjawabnya dengan berbagai macam alasan dan rasionalisasi. Contohnya orang sakit dalam bacaan Injil hari ini. Pertanyaan Yesus dijawabnya dengan ratapan yang penuh dengan ketidakberdayaan, “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu…”

Saudara-saudari yang terkasih, kekuatan penyembuhan dari Yesus terjadi bersamaan dengan sikap kooperatif dari pihak kita. Mukjizat dan rahmat ilahi tidak terjadi seperti dalam acara sulap, tetapi dengan partisipasi dan keterlibatan manusia. Karena itulah kita harus berani, bangkit, dan bergerak dari sakit menuju kesembuhan, dari dosa menuju keselamatan. Banyak orang gagal membebaskan diri dari sakit, keterpurukan, dan kehancuran karena lebih suka tetap tinggal di kubangan luka.

Mari kita memohon kesembuhan dari luka-luka kita, dari sakit dan dosa-dosa kita, dengan berani berkomitmen menghidupi sabda Yesus hari ini, “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.”