Jalan Pertobatan

Sabtu, 12 Desember 2020 – Hari Biasa Pekan II Adven

164

Matius 17:10-13

Lalu murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: “Kalau demikian mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?” Jawab Yesus: “Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu dan Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka.” Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis.

***

Yesus baru saja menampakkan kemuliaan-Nya di atas gunung. Tiga orang murid-Nya, yaitu Petrus, Yakobus, dan Yohanes, menyaksikan wajah Yesus bercahaya dan jubah-Nya berkilau. Bersama dengan Yesus, Nabi Musa dan Nabi Elia datang menyertai-Nya. Waktu mereka turun gunung, Yesus berpesan kepada ketiga murid-Nya itu untuk tidak menceritakan kepada siapa pun peristiwa yang mereka lihat “sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati”. Para murid memegang pesan itu, tetapi mereka bertanya kepada Yesus, “Kalau demikian mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?”

Pertanyaan tersebut mengungkapkan pandangan tradisional Yahudi. Nabi Maleakhi menubuatkan bahwa Tuhan akan datang untuk menghakimi manusia (Mal. 4:1-5). Ia akan menjatuhkan hukuman kepada orang fasik, tetapi akan menganugerahkan keselamatan kepada orang benar. Sebelum Tuhan datang, Ia akan mengutus Nabi Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anak mereka, dan hati anak-anak berbalik kepada bapa-bapa mereka. Dengan kata lain, Elia akan datang untuk menyampaikan seruan pertobatan kepada manusia supaya mereka tidak dihukum oleh Tuhan.

Para murid baru saja melihat Elia, tetapi hanya sebentar saja karena kemudian ia menghilang. Yesus menyatakan bahwa Elia memang sudah datang, tetapi orang tidak mengenalinya. Orang Yahudi mengharapkan Elia yang datang dalam kejayaan, padahal Elia telah hadir dalam diri Yohanes Pembaptis. Karena tidak seperti yang diharapkan, orang Yahudi memperlakukan Elia menurut kehendak mereka sendiri. Para murid memahami bahwa Yesus rupanya sedang berbicara tentang Yohanes Pembaptis. Dialah Nabi Elia yang menyampaikan seruan pertobatan supaya orang tidak ditimpa hukuman dari Tuhan (Mat. 3:1-2, 7-10). Selain itu, Yesuslah Anak Manusia yang memegang kuasa untuk memasukkan manusia ke dalam Kerajaan Surga atau menjatuhkan hukuman kepada mereka (Mat. 25:31-46).

Mengingat kebenaran ini, kita perlu memikirkan nasib yang akan kita alami sesudah kehidupan di dunia ini berakhir. Tentunya kita berharap agar tidak mengalami penderitaan kekal, melainkan kebahagiaan yang abadi di surga. Yesus sudah menunjukkan jalan supaya kita menerima kehidupan abadi, yaitu jalan pertobatan. Sepanjang hidup di dunia, kita diajak untuk memperbaiki diri dan hidup menurut kehendak Allah supaya pada akhirnya dapat menikmati kebahagiaan abadi.