Lukas 2:16-21
Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.
Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.
***
Sebelum kita mulai merenungkan bacaan Injil hari ini, perkenankan saya mengucapkan selamat tahun baru kepada kita semua. Di awal tahun baru ini, kita diajak untuk merenungkan reaksi para gembala terhadap kabar tentang kelahiran Yesus, sang Mesias, serta reaksi Maria terhadap pemberitahuan dari para gembala tersebut.
Dikisahkan, para gembala cepat-cepat berangkat ke Betlehem, dan menjumpai di sana bayi yang sedang berbaring di dalam palungan bersama Maria dan Yusuf. Kepergian mereka yang serba bergegas ini memperlihatkan semangat dan keinginan untuk melihat tanda yang telah dijanjikan. Sikap yang sama telah ditunjukkan oleh Maria yang cepat-cepat pergi mengunjungi Elisabet untuk melihat tanda yang dijanjikan malaikat (Luk. 1:39), tetapi berbeda dengan para pemuka agama yang tidak mau repot-repot datang untuk mencari tahu walaupun mendengar berita gembira tentang kelahiran Mesias (Mat. 2:5).
Setelah melihat bayi Yesus, para gembala meneruskan apa yang telah dikatakan malaikat tentang bayi tersebut kepada Maria dan Yusuf serta kepada orang-orang Betlehem. Dengan meneruskan perkataan malaikat, mereka tidak hanya menjalankan peran sebagai saksi mata, tetapi juga sebagai perantara pernyataan ilahi. Sayang, mendengar pemberitahuan itu, orang-orang di Betlehem hanya merasa heran. Mereka tidak berusaha mencari maknanya secara lebih mendalam melalui perenungan. Mereka ini seperti orang yang sejenak menerima firman dengan gembira, tetapi tidak berakar (Luk. 8:13).
Berbeda dengan reaksi orang-orang di Betlehem, Maria dikatakan “menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya”. Ia melakukan itu untuk menemukan makna di balik segala sesuatu yang ia dengar dan ia saksikan. Dengan ini, Maria tampaknya belajar secara perlahan-lahan tentang status sang Anak. Sejauh ini, ia telah mengetahui bahwa Anaknya adalah Mesias keturunan Daud (Luk. 1:32-35) dan diakui sebagai Tuhan (Luk. 1:43). Para gembala menambahkan bahwa Anaknya itu akan menjadi Juru Selamat (Luk. 2:11).
Para gembala kemudian kembali kepada kawanan domba mereka di padang rumput sambil memuji dan memuliakan Allah. Pujian para gembala ini menggemakan nyanyian para malaikat (Luk. 2:13-14). Mereka bergabung bersama makhluk surgawi dalam memuji dan memuliakan Allah, sebab segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat sesuai dengan yang dikatakan kepada mereka oleh para malaikat. Tidak ada isyarat munculnya keraguan dan ketidakpercayaan dalam diri mereka. Maka dari itu, marilah kita meneladan para gembala dengan memuji dan memuliakan Allah yang telah menganugerahkan banyak hal kepada kita. Marilah kita meneladan pula sikap Maria dengan terus merenungkan makna di balik peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita.