Manusia Surga atau Manusia Bumi?

Kamis, 15 April 2021 – Hari Biasa Pekan II Paskah

145

Yohanes 3:31-36

“Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari surga adalah di atas semuanya. Ia memberi kesaksian tentang apa yang dilihat-Nya dan yang didengar-Nya, tetapi tak seorang pun yang menerima kesaksian-Nya itu. Siapa yang menerima kesaksian-Nya itu, ia mengaku, bahwa Allah adalah benar. Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas. Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.”

***

Ada cerita tentang seorang kakek yang mengajari cucunya bahwa di dalam diri manusia ada dua jenis singa yang saling bertempur. Singa pertama adalah singa yang jahat, sedangkan singa kedua adalah singa yang baik. Sang kakek mengatakan kepada cucunya bahwa singa yang menang adalah singa yang sering kita beri makan setiap hari. Dengan itu, ia mau mengajarkan bahwa di dalam hidup ini ada dua pilihan: Menjadi manusia yang jahat atau manusia yang baik. Kita sendirilah yang menentukan mau menjadi yang mana.

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus membuat perbandingan antara “yang berasal dari bumi” dan “yang datang dari surga”. Ia berkata, “Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari surga adalah di atas semuanya.” Kemudian Yesus berkata tentang kesaksian-Nya dan penolakan banyak orang.

Yesus menegaskan bahwa Dia berasal dari atas, dari surga. Yang Ia ajarkan adalah kebenaran karena kesaksian-Nya berasal dari apa yang Ia lihat dan Ia dengar. Semuanya itu bersumber dari komunikasi langsung antara Yesus dan Bapa. Sayangnya, banyak orang tidak menerima kesaksian-Nya itu. Meskipun demikian, sejumlah orang menerima dan mendengarkan Dia. Mereka mempercayai kesaksian Yesus secara penuh dan mengakui bahwa Yesus adalah Kristus.

Di manakah posisi kita? Apakah kita bagian dari orang-orang yang menolak Yesus? Ataukah kita termasuk mereka yang mendengarkan dan menerima Dia? Ataukah kita berdiri di wilayah abu-abu karena secara formal mengakui Yesus Kristus adalah Tuhan, tetapi menyangkal Dia melalui tindakan-tindakan kita?

Perkataan Yesus tentang “yang berasal dari bumi” dan “yang datang dari surga” kiranya berbicara tentang bagaimana orang menanggapi kesaksian-Nya. Orang yang menolak Yesus adalah orang-orang yang hanya mencari hal-hal duniawi, sedangkan yang menerima Dia adalah mereka yang mencari kehidupan surgawi. Santo Paulus berkata, “Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi” (Kol. 3:1-2). Yang termasuk perkara duniawi menurutnya adalah percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat, dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala (Kol. 3:5). Penyembahan berhala yang dimaksud di sini adalah mendewakan sesuatu melebihi Tuhan Allah.

Jadi, mari kita bertanya kembali kepada diri kita masing-masing: Kita ini termasuk manusia surga atau manusia bumi? Pilihan ada di tangan kita. Dengan bantuan Tuhan, semoga kita menentukan pilihan yang tepat.