Menghadirkan Kuasa Pengampunan dan Penyembuhan dari Allah

Kamis, 1 Juli 2021 – Hari Biasa Pekan XIII

197

Matius 9:1-8

Sesudah itu naiklah Yesus ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian sampailah Ia ke kota-Nya sendiri. Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” Maka berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya: “Ia menghujat Allah.” Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata: “Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah dan berjalanlah? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” — lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu –: “Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!” Dan orang itu pun bangun lalu pulang. Maka orang banyak yang melihat hal itu takut lalu memuliakan Allah yang telah memberikan kuasa sedemikian itu kepada manusia.

***

Bacaan Injil hari ini berfokus pada Yesus dan kekuatan sabda-Nya, sementara orang lumpuh yang disembuhkan itu tidak pernah berbicara. Lumpuh dan terbaring adalah simbol kerapuhan dan kelemahan. Cacat fisik berarti seseorang tidak utuh secara jasmani, dan itu lazim dianggap najis, tidak suci, serta tidak layak ikut penuh dalam kebaktian jemaat. Umumnya, orang Yahudi percaya bahwa cacat berkaitan dengan dosa. Dosa sendiri sering dipersonifikasi sebagai “penguasa” dan sebagai kekuatan-kekuatan dari “si jahat”. Karena itu, penyembuhan orang lumpuh ini adalah bagian dari karya Yesus menegakkan Kerajaan Allah dengan mengusir kekuatan-kekuatan jahat yang membelenggu dan menyengsarakan manusia.

Yesus melihat iman orang-orang itu. Iman para pengusung dan orang lumpuh tersebut memicu tindakan Tuhan. Karena ada kaitan antara sakit (lumpuh) dan dosa, Yesus menyatakan bahwa dosa orang itu sudah diampuni. Sejak awal, kisah ini berfokus pada pengampunan dosa. Dosa memisahkan umat dari Allah. Dosa juga menyebabkan sakit dan penyakit. Oleh karena itu, dapat dipahami mengapa Yesus mengampuni dosa orang tersebut. Dengan itu, kelumpuhannya turut disembuhkan! Meskipun Yesus menolak kaitan langsung antara cacat dan dosa, jelas juga bahwa dosa menjadi akar dari semua penderitaan manusia. Pokoknya, dengan satu dan lain cara, penderitaan manusia ada kaitannya dengan dosa.

Ahli Taurat mengecap Yesus menghujat, sebab Dia mengeklaim hak prerogatif Allah dalam mengampuni dosa manusia. Yesus sebenarnya hanya mendeklarasikan karya pengampunan Allah. Para ahli Taurat keberatan karena Yesus bukanlah seorang imam, dan Ia menyatakan bahwa dosa orang itu sudah diampuni bukan di Bait Allah. Salah orang, salah tempat, salah prosedur! Bagi pembaca Matius, kisah ini menekankan segi keilahian Yesus. Yesus melakukan semua hal yang selama ini hanya dapat dilakukan oleh Allah, yakni meredakan badai, mengusir setan, dan mengampuni dosa manusia.

Yesus menjawab keberatan para ahli Taurat, sekaligus menyatakan siapa diri-Nya. Ia adalah Anak Manusia yang berkuasa mengampuni dosa. Kuasa pengampunan dosa itu bukan saja dalam kata-kata, melainkan juga terverifikasi dalam penyembuhan orang lumpuh tersebut. Jadi, sabda Yesus mengubah kondisi teologis (dosa) dan fisik (lumpuh) orang tersebut. Kata-kata tersebut diharapkan juga mengubah pandangan para ahli Taurat tentang jati diri Yesus: Dia bukanlah penghina Allah, melainkan justru menghadirkan kuasa Allah sendiri untuk mengampuni dosa manusia.

Mengatakan “dosamu sudah diampuni” lebih mudah, sebab kondisi batin itu tidak dapat dilihat perubahannya dalam diri si lumpuh. Mengatakan “bangunlah dan berjalanlah” lebih susah, sebab kesembuhan fisik harus terbukti: Orangnya bisa berjalan atau tidak, mukjizatnya nyata atau tidak. Yesus menyatakan kedua-duanya: Ia mengampuni dosa orang itu, sekaligus membuatnya mampu berjalan. Fokus dan pesan Matius tetap sama: Yesus adalah Anak Manusia yang berkuasa seperti Allah untuk mengampuni dosa manusia di dunia ini. Yesus menghadirkan kuasa pengampunan dan penyembuhan dari Allah di dunia ini.