Para Penuai di Kebun Anggur Tuhan

Selasa, 6 Juli 2021 – Hari Biasa Pekan XIV

118

Matius 9:32-38

Sedang kedua orang buta itu keluar, dibawalah kepada Yesus seorang bisu yang kerasukan setan. Dan setelah setan itu diusir, dapatlah orang bisu itu berkata-kata. Maka heranlah orang banyak, katanya: “Yang demikian belum pernah dilihat orang di Israel.” Tetapi orang Farisi berkata: “Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan.”

Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Surga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”

***

Membaca kisah panggilan para murid dalam Injil, kita dapat memahami mengapa mereka begitu bersemangat dan menggebu-gebu ketika Yesus ada di sekitar mereka, lebih-lebih ketika Yesus memberi otoritas kepada mereka untuk menyembuhkan orang sakit atau mengusir roh jahat. Pastilah para murid sungguh bersemangat dan bahagia.

Namun, situasi demikian tentu berbeda dengan zaman sekarang. Di mana-mana kita mendengar tentang kurangnya pekerja di kebun anggur Tuhan, baik yang tertahbis maupun yang tidak tertahbis. Bisa kita bayangkan, jika tidak ada pekerja, panenan yang banyak akan rusak atau membusuk. Karena itu, kehadiran para penuai di kebun anggur Tuhan sangat dibutuhkan.

Pada masa sekarang, di kebun anggur Tuhan, banyak panenan yang mulai rusak atau membusuk. Panenan tersebut adalah orang-orang kristiani yang sedang mengalami kekeringan rohani. Mereka seperti domba tanpa gembala. Orang-orang seperti itu pantas untuk diperhatikan. Oleh karenanya, sebagai murid Tuhan Yesus, kita dipanggil untuk menjadi pelayan. Kita diutus untuk berjumpa dan merawat jiwa spiritual mereka. Inilah tantangan nyata yang sedang kita hadapi seiring dengan perkembangan zaman.

Sembari kita berdoa memohon rahmat panggilan khusus, kita juga berjuang sesuai dengan rahmat panggilan kita masing-masing untuk memperhatikan saudara-saudari kita yang membutuhkan pertolongan rohani, yaitu mereka yang mengalami kekeringan rohani, yang putus asa, atau yang sedang mengalami krisis iman. Ternyata ladang Tuhan begitu luas dan sedang menanti kehadiran kita sebagai “pekerja”!

Memang tidak mudah berkarya berhadapan dengan situasi yang demikian. Namun, akan menjadi sebuah pekerjaan yang menyenangkan dan menyemangati kita, jika kita berkarya demi sang pemilik tuaian, yaitu Tuhan sendiri.