Bersama-Nya Kita Kuat

Sabtu, 17 Juli 2021 – Hari Biasa Pekan XV

116

Matius 12:14-21

Lalu keluarlah orang-orang Farisi itu dan bersekongkol untuk membunuh Dia. Tetapi Yesus mengetahui maksud mereka lalu menyingkir dari sana.

Banyak orang mengikuti Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: “Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa. Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap.”

***

Pilihan Yesus sungguh berat untuk kita pahami. Ia malah mengatakan agar orang tidak memberitahukan identitas-Nya, padahal Ia adalah pribadi yang sungguh agung, menyembuhkan banyak orang sakit, dan sebagainya. Namun, dari kata-kata-Nya itu, sesungguhnya Ia tidak menginginkan agar orang melupakan, tetapi agar mengapresiasi segala bentuk pengalaman yang telah mereka alami.

Pada zaman sekarang, kita sering kali mudah untuk memberi tanggapan atau komentar, kita mudah untuk mendapatkan segala informasi dan meresponnya. Namun, kita lupa untuk menelaah, merefeksikan, dan mengendapkan semuanya itu. Yesus hari ini mau mengajak dan mengundang kita untuk menjadi lebih teliti dan sabar, mau berefleksi untuk melihat bagaimana rahmat Tuhan bekerja di dalam diri kita. Hendaknya kita hening, menyediakan waktu tenang sebagai momen pengendapan. Ini adalah me time diri kita masing-masing bersama dengan Tuhan. Kita mau mendengarkan-Nya; kita mau mengajak-Nya dalam pengolahan diri kita.

Yakinlah bahwa dengan memberi ruang untuk-Nya, sesungguhnya kita sudah membiarkan Tuhan bekerja dan berproses bersama kita. Di situ kita berjumpa, kita merasa, dan kita berpikir dengan Tuhan. Kita menjadi kuat bersama-Nya. Kuat tidak mengandaikan bahwa kita tidak pernah jatuh atau menjadi superhero yang tidak pernah kalah. Bersama-Nya, buluh yang terkulai tidak akan mati ataupun patah. Saat kita bersama Tuhan, Tuhan sendirilah yang membuat kita mampu menyangga segala beban hidup. Hari ini, maukah kita  lebih terbuka pada Tuhan dan memberi ruang untuk-Nya?