Ketika Orang Lain Juga Berbuat Baik

Minggu, 26 September 2021 – Hari Minggu Biasa XXVI

74

Markus 9:38-43, 45, 47-48

Kata Yohanes kepada Yesus: “Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.” Tetapi kata Yesus: “Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorang pun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya.”

“Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut. Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung daripada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan.

Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, daripada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka.

Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu daripada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam.”

***

Orang lain dapat memiliki kemampuan yang sama dengan kita, bahkan bisa jadi melebihi kita. Apa sikap atau perasaan yang muncul dalam diri kita jika menjumpai hal itu? Sering kali secara spontan kita merasa jengkel, marah, sedih, kecewa, juga menyalahkan atau berpikir negatif terhadap orang lain dan diri sendiri. Lebih parah lagi, kita juga menyalahkan Tuhan karena ada orang yang mendapatkan hasil melebihi kita yang sudah tekun dan berusaha dengan sekuat tenaga.

Kalau kita bersikap jujur dan memiliki hati serta pikiran yang jenih, kita akan menyadari bahwa Allah memberikan rahmat-Nya kepada siapa pun. Allah berhak memberikan Roh-Nya kepada siapa saja yang taat kepada-Nya. Sebagai umat beriman, kemurahan hati Allah tersebut harus kita tanggapi dengan penuh rasa syukur. Kita pun harus bersyukur melihat banyak orang melakukan kebaikan dengan berbagai cara, baik yang berbeda maupun yang sama dengan cara yang kita lakukan. Kita percaya dan yakin bahwa Allah bekerja melalui siapa pun dan melalui peristiwa apa pun. Oleh sebab itu, hendaknya mata iman kita semakin hari semakin tajam dalam membaca setiap peristiwa kehidupan.

Yesus hari ini memberi pengajaran baru kepada para murid-Nya untuk tidak merasa iri atau berpikiran negatif terhadap orang-orang lain yang dapat berbuat sama seperti mereka. Ia memberi kesempatan dan peluang kepada siapa pun untuk berbuat baik, apalagi demi keselamatan banyak orang. Alih-alih merugikan, sikap yang demikian justru akan memunculkan peluang kerja sama dengan banyak orang yang berkehendak baik demi terciptanya dunia yang lebih damai dan lebih inklusif.

Persoalan lingkungan hidup, kemanusiaan, sosial, bencana alam, dan kemiskinan adalah persoalan-persoalan manusiawi yang mempengaruhi kehidupan serta keselamatan banyak orang. Semua pihak harus bekerja sama untuk mengatasi, menangani, dan menyelesaikannya. Abaikanlah aneka perbedaan agar tercipta sikap hidup saling menolong dan gotong royong. Kita semua digerakkan oleh kasih Allah. Kita harus berani bergandengan tangan guna memulihkan kehidupan agar menjadi lebih bermartabat.

Mari kita mengulurkan tangan kepada sesama yang membutuhkan. Jangan ragu, iri, atau cemas tatkala ada orang lain yang melakukan hal yang sama dengan kita atau lebih dari yang kita perbuat. Jangan pula kita sombong tatkala kita melebihi orang lain dalam berbuat baik. Uluran tangan kita yang penuh kasih pasti akan menghadirkan keselamatan dan sukacita. Gandengan tangan kita pasti akan menguatkan orang lain dan menghadirkan kebaikan bersama.