Agen Karya Keselamatan Allah

Sabtu, 8 Januari 2022 – Hari Biasa Sesudah Penampakan Tuhan

138

Yohanes 3:22-30

Sesudah itu Yesus pergi dengan murid-murid-Nya ke tanah Yudea dan Ia diam di sana bersama-sama mereka dan membaptis. Akan tetapi Yohanes pun membaptis juga di Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air, dan orang-orang datang ke situ untuk dibaptis, sebab pada waktu itu Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara.

Maka timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian. Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: “Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya.” Jawab Yohanes: “Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari surga. Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya. Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh. Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.”

***

Kita pasti pernah atau bahkan sering menonton film-film action yang bercerita tentang agen-agen rahasia, yang mana mereka ditugaskan untuk menjalankan misi-misi tertentu. Dalam menjalankan tugas-tugas mereka, orang-orang itu bekerja di balik layar tanpa diketahui publik. Mereka sudah terlatih untuk menutup identitas mereka rapat-rapat. Hal ini mereka lakukan karena tahu bahwa terungkapnya identitas dapat mengacaukan misi yang dipercayakan kepada mereka.

Yohanes Pembaptis dalam bacaan Injil hari ini di satu sisi berlaku sama seperti agen-agen itu. Ia adalah “agen Allah” yang ditugaskan untuk menyiapkan jalan bagi-Nya yang akan datang ke dunia ini. Namun, di sisi lain, Yohanes dengan tegas mengungkapkan identitasnya bahwa dia bukan Mesias. Dia adalah sang pendahulu dan bukan Mesias itu sendiri. Alih-alih mengacaukan misi, pengungkapan identitas ini tujuannya justru untuk menyukseskan misi dari Allah. Yohanes tidak ingin orang salah sangka dengan mengagung-agungkan dirinya. Yang mereka sambut harusnya adalah Mesias, bukan dirinya.

Yohanes tidak ingin menyaingi sang Mesias. Ia tidak mau memegahkan dirinya sendiri. Dengan rendah hati, Yohanes berkata, “Mesias harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.” Mengikuti teladan Yohanes, marilah kita sebagai umat kristiani hidup dengan tidak memegahkan diri. Hendaknya kita berkarya sesuai dengan peran kita masing-masing sesuai dengan yang dikehendaki Allah. Marilah kita bertanya pada diri kita sendiri: Apakah kita mau menjadi agen-agen dalam mewujudkan Kerajaan Allah di dunia?