Raja yang Penuh Kasih dan Rela Berkorban

Minggu, 10 April 2022 – Hari Minggu Palma Mengenangkan Sengsara Tuhan

123

Lukas 19:28-40

Dan setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.

Ketika Ia telah dekat Betfage dan Betania, yang terletak di gunung yang bernama Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan: “Pergilah ke kampung yang di depanmu itu: Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan mendapati seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah ke mari. Dan jika ada orang bertanya kepadamu: Mengapa kamu melepaskannya? jawablah begini: Tuhan memerlukannya.” Lalu pergilah mereka yang disuruh itu, dan mereka mendapati segala sesuatu seperti yang telah dikatakan Yesus. Ketika mereka melepaskan keledai itu, berkatalah orang yang empunya keledai itu: “Mengapa kamu melepaskan keledai itu?” Kata mereka: “Tuhan memerlukannya.” Mereka membawa keledai itu kepada Yesus, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan menolong Yesus naik ke atasnya. Dan sementara Yesus mengendarai keledai itu mereka menghamparkan pakaiannya di jalan. Ketika Ia dekat Yerusalem, di tempat jalan menurun dari Bukit Zaitun, mulailah semua murid yang mengiringi Dia bergembira dan memuji Allah dengan suara nyaring oleh karena segala mujizat yang telah mereka lihat. Kata mereka: “Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan, damai sejahtera di surga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi!”

Beberapa orang Farisi yang turut dengan orang banyak itu berkata kepada Yesus: “Guru, tegurlah murid-murid-Mu itu.” Jawab-Nya: “Aku berkata kepadamu: Jika mereka ini diam, maka batu ini akan berteriak.”

***

Mulai hari ini kita memasuki Pekan Suci. Selama sepekan, secara khusus kita akan merenungkan kisah tugas pengutusan Yesus yang memuncak dalam pengorbanan-Nya di kayu salib. Peristiwa salib berakhir dengan kematian Yesus, namun pada hari ketiga, Ia bangkit dari alam maut. Pekan Suci diawali dengan Hari Minggu Palma. Pada hari ini, kita menyambut Yesus, sang Raja, yang memasuki Yerusalem untuk menyongsong penderitaan-Nya.

Bacaan Injil yang kita dengarkan setelah doa pemberkatan daun palma adalah Luk. 19:28-40. Perikop ini berkisah tentang Yesus yang bersama dengan para murid-Nya akhirnya sampai ke Yerusalem. Ketika mendekati kota itu, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya untuk pergi ke kampung di depan mereka dalam rangka mengambil seekor keledai muda yang tertambat dan belum pernah ditunggangi orang.

Yesus kemudian memasuki Yerusalem dengan menaiki keledai tersebut. Sementara Yesus menunggangi keledai, orang banyak menghamparkan pakaian di jalan-jalan, tepat di mana Yesus akan melaluinya. Dengan suara nyaring, para murid yang mengiringi Dia bergembira dan memuji Allah, “Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan, damai sejahtera di surga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi!”

Ketika beberapa orang Farisi menegur-Nya, Yesus menjawab, “Aku berkata kepadamu: Jika mereka ini diam, maka batu ini akan berteriak.” Yesus memang tidak menolak ketika dielu-elukan oleh para murid-Nya dan orang banyak sebagai raja. Namun, pilihan Yesus pada keledai muda alih-alih kuda sebagai tunggangan sudah menjelaskan bahwa konsep raja yang ada di benak Yesus bukanlah raja yang memerintah dengan tangan besi, melainkan raja yang lemah lembut, pengasih, penyayang, penuh belas kasihan, dan mau berkorban. Demi keselamatan manusia, Yesus rela berkorban hingga menumpahkan darah dan wafat di kayu salib. Sebagai murid-murid Yesus, nilai kelemahlembutan, kasih sayang, dan pengorbanan ini hendaknya kita wujudkan pula dalam seluruh hidup kita.