Mengasihi Yesus

Senin, 16 Mei 2022 – Hari Biasa Pekan V Paskah

87

Yohanes 14:21-26

“Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.” Yudas, yang bukan Iskariot, berkata kepada-Nya: “Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?” Jawab Yesus: “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.

Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.”

***

Saat mengakhiri bacaan Injil, imam biasanya menyanyikan lagu singkat: “Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.” Pesan lagu singkat ini sangat kuat: Mendengarkan dan melaksanakan sabda Tuhan adalah satu kesatuan. Tanpa pelaksanaan, membaca Kitab Suci atau mendengarkan sabda Tuhan hanyalah kegiatan yang sia-sia belaka.

Kombinasi serupa diterapkan Yesus untuk menilai apakah seseorang mengasihi Dia atau tidak. Kita disebut mengasihi Yesus kalau memegang perintah-Nya dan melakukannya. Dua hal itulah yang menjadi tanda bahwa kita adalah murid-murid-Nya yang sejati.

Kepada siapa saja yang mengasihi-Nya, Yesus berjanji akan menyatakan diri-Nya. Inilah janji bahwa Yesus akan terus-menerus menyertai murid-murid-Nya. Dunia menolak karya penyelamatan Allah. Dunia memusuhi pula Yesus dan orang-orang yang beriman kepada-Nya. Tidak usah cemas akan hal itu. Dengan satu dan lain cara, Ia akan tetap mendampingi dan melindungi kita.

Mari kita menyingkirkan bermacam-macam kegelisahan, kekhawatiran, dan ketakutan kita. Fokus saja pada perjuangan kita untuk melaksanakan perintah-perintah Yesus. Perdamaian, kebenaran, keadilan, dan solidaritas terhadap orang kecil tidak akan terwujud kalau murid-murid Yesus sibuk berteori dan enggan mempraktikkannya. Karena itu, alangkah baiknya kalau setiap malam, menjelang istirahat panjang, kita senantiasa bertanya, “Sudahkah aku mengasihi Yesus secara konkret hari ini?”