Roh Kudus dan Tugas untuk Bersaksi

Senin, 23 Mei 2022 – Hari Biasa Pekan VI Paskah

243

Yohanes 15:26 – 16:4a

“Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.”

“Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku. Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu.”

***

Yesus mempersiapkan para murid-Nya agar tetap kuat setelah kepergian-Nya kepada Bapa di surga atau setelah Dia tidak lagi bersama mereka di dunia ini. Dia tahu bahwa para murid akan menghadapi berbagai kesulitan dan bahaya. Itulah sebabnya Yesus tidak akan pernah meninggalkan mereka sendirian. Dia akan mengirimkan kepada mereka Penghibur, yakni Roh Kudus, Roh Allah sendiri. Roh Kudus akan menghibur dan menguatkan mereka di hari-hari yang sulit di masa depan, serta membimbing mereka dalam memahami apa yang telah diajarkan-Nya kepada mereka.

Roh Kudus akan bersaksi tentang diri-Nya. Tidak hanya Roh Kudus, para murid juga ditugaskan Yesus untuk bersaksi, sebab mereka dipanggil-Nya untuk selalu ada bersama-Nya dalam karya pewartaan dan pelayanan-Nya. Oleh Yesus, mereka ditugaskan untuk memberikan kesaksian tentang kehidupan, kematian, dan kebangkitan-Nya.

Tugas untuk bersaksi diberikan Yesus kepada kita pula sebagai pengikut-Nya pada zaman sekarang. Kita dipanggil untuk memberi kesaksian atas semua yang telah dikatakan dan dilakukan-Nya. Kita dapat bersaksi tentang kehadiran-Nya dalam hidup kita dengan bantuan Roh Kudus yang berperan sebagai Penolong yang lain. 

Paus Fransiskus dalam seruan apostolik Sukacita Injil mengingatkan kita akan tugas dan kewajiban kita untuk bersaksi. Dia menegaskan bahwa setiap orang Kristen diundang untuk terlibat aktif dalam bersaksi tentang kebenaran. Tidak harus dengan kata-kata yang meyakinkan, bersaksi itu terutama harus diperlihatkan melalui teladan hidup. Karena itu, marilah kita memohon bantuan Roh Kudus agar kita mampu bersaksi tentang iman kita melalui perbuatan dan kata-kata, meskipun kita mungkin akan ditolak, dikucilkan, dan bahkan dibunuh.