Bertumbuh dalam Tantangan

Rabu, 1 Juni 2022 – Peringatan Wajib Santo Yustinus

72

Yohanes 17:11b-19

“Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita. Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa selain dari dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci. Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka. Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari yang jahat. Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran.”

***

Ketika dihadapkan pada permasalahan hidup, sejatinya kepada kita ditawarkan dua pilihan. Pertama, untuk bertanya dan meratap, “Mengapa semua ini menimpa kita?” Kedua, untuk bertanya dan berefleksi, “Pelajaran apa saja yang bisa kita petik? Hal apa yang akan atau sudah berkembang dalam diri kita?”

Melalui bacaan Injil hari ini, kita diajak untuk menyadari bahwa hidup adalah pengutusan. Dalam doa-Nya, Yesus berkata, “Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia.” Karena itu, hendaknya kita selalu mempersatukan segala tantangan dan permasalahan hidup kita pada Tuhan yang empunya “pengutusan”. Ia mengutus kita ke dunia ini bukan tanpa alasan atau tujuan. Sering kali kita diutus bukan kepada hal-hal yang mudah, melainkan kepada hal-hal yang sulit dan tidak enak, seperti tecermin dalam perkataan: “Dunia membenci mereka,” juga ungkapan “serigala-serigala yang ganas” (bacaan kedua, Kis. 20:28-38). Namun, layaknya seorang ayah mengirim anaknya sekolah di luar kota dengan harapan supaya anaknya itu mampu hidup mandiri dan bermental kuat, Allah pun demikian. Ia mengutus kita demi perkembangan iman kita kepada-Nya.

Hidup ini adalah pengutusan. Karena itu, hendaknya kita menyerahkan semuanya, yakni seluruh ketakutan, kegelisahan, dan kebimbangan kita, kepada Tuhan dalam doa. Peganglah keyakinan ini erat-erat sebagai sumber kekuatan kita, yakni bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita, tetapi senantiasa melindungi kita dari yang jahat.

Mari kita bertanya pada diri kita masing-masing: Sudahkah kita menghayati hidup ini sebagai pengutusan dari Tuhan? Sudahkah kita menjadikan doa sebagai kekuatan hidup kita?