Antara Ketakutan dan Kepercayaan

Selasa, 28 Juni 2022 – Peringatan Wajib Santo Ireneus

115

Matius 8:23-27

Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nya pun mengikuti-Nya. Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: “Tuhan, tolonglah, kita binasa.” Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?” Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali. Dan heranlah orang-orang itu, katanya: “Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?”

***

Saya pernah membaca suatu kutipan bijak dari Robin Sharma yang berbunyi, “The fears we don’t face become our limits.” Artinya, “Ketakutan yang tidak diatasi akan membatasi diri kita.” Orang yang takut untuk bertindak, takut akan perubahan, tidak akan menemukan jalan kepada kesuksesan. Sebaliknya, kepercayaan membantu setiap orang untuk menjadi kreatif dalam mengatasi pelbagai persoalan hidup. Kepercayaan inilah yang dibutuhkan manusia dalam relasi dengan Tuhan dan sesama, agar selalu ada jalan untuk setiap masalah. Tantangan dan persoalan hidup sering membuat orang takut untuk maju, padahal ketakutan menghilangkan iman akan kemahakuasaan Tuhan.

Yesus menegur para murid yang dilanda kepanikan saat gelombang yang disebabkan oleh angin ribut melanda perahu mereka. Sebagian dari para murid sebenarnya adalah nelayan-nelayan yang andal, namun dalam ketakutan, mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Kreativitas mereka seakan mati. Meskipun Yesus ada bersama mereka, para murid tetap takut. Berbeda dengan murid-murid-Nya, Yesus tetap tenang dalam badai dahsyat itu. Ketenangan Yesus membuat daya kreatif-Nya tidak binasa.

Ketakutan para murid menumpulkan kemampuan berpikir untuk mencari solusi atas masalah yang sedang mereka hadapi. Yesus mengkritik ketidakpercayaan mereka dengan berkata, “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?” Ketakutan merupakan tanda kekurangan iman. Ketakutan melemahkan kepercayaan dan menciptakan jalan buntu. Ketakutan bukan solusi. Alih-alih itu, kepercayaanlah yang akan membawa mereka pada keselamatan, keluar dari badai dan gelombang, menuju danau yang teduh.

Hari ini kita memperingati St. Ireneus, uskup dan martir. Dia seorang yang gigih membela iman kristianinya dan memperjuangkan kesatuan Gereja serta kewibawaan paus, meskipun untuk itu harus kehilangan nyawa. Teladan orang kudus ini menjadi inspirasi bagi kita untuk tetap bertekun dalam iman dan berjuang mengatasi rasa takut. Pelbagai tantangan, masalah, dan penderitaan sering kali memperbesar rasa takut dan melemahkan iman kita. Jangan biarkan rasa takut itu menang. Hadapilah rasa takut dengan menyertakan Yesus dalam setiap langkah kita, terutama saat pergumulan hidup tampak tak tertanggungkan lagi. Ketakutan tidak akan mengantar kita pada keselamatan. Rasa takut justru akan membatasi kreativitas kita untuk mengatasi masalah. Kepercayaan bahwa Yesus selalu ada bersama kita akan membantu kita menenangkan badai hidup yang paling dashyat sekalipun. Jangan takut. Tuhan menjaga dan memberkati kita senantiasa.