Persembahan Diri

Senin, 21 November 2022 – Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Dipersembahkan kepada Allah

100

Lukas 21:1-4

Ketika Yesus mengangkat muka-Nya, Ia melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan. Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu. Lalu Ia berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak daripada semua orang itu. Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya.”

***

Beberapa umat kadang dengan setengah bergurau suka bertanya begini kepada pastor atau frater yang ganteng: “Ganteng-ganteng kok mau jadi pastor; tidak mau menikah?” Para pastor atau frater sering menjawab, mungkin dengan setengah bercanda juga: “Pemberian kepada Tuhan harus yang terbaik dong.” Memang benar, pemberian kepada Tuhan haruslah yang terbaik!

Bacaan Injil hari ini menceritakan tentang persembahan janda miskin yang dipuji oleh Yesus. Yesus saat itu memperhatikan orang-orang yang memberi persembahan di Bait Allah. Orang kaya memberi dari kelimpahan mereka, di mana sesudah itu mereka masih memiliki banyak harta. Berbeda dengan mereka, sang janda miskin memberikan seluruh miliknya, yakni sebanyak dua peser, dan sesudah itu tidak punya apa-apa lagi.

Tindakan janda miskin tersebut adalah tindakan yang berani. Dalam tradisi Yahudi, iuran Bait Allah sebagian besar diberikan kepada orang-orang miskin, yatim piatu, dan janda, sedangkan sebagian yang lain dipakai untuk keperluan ibadat dan pemeliharaan tempat ibadah. Orang yang betul-betul tidak mempunyai apa-apa akan mendapat bantuan dari iuran Bait Allah itu. Dengan memberikan seluruh uang yang dimilikinya, janda miskin itu menyatakan diri sebagai orang yang tidak punya dan pantas mendapatkan bantuan. Dia memercayakan diri pada bantuan dari Bait Allah. Namun, lebih daripada itu, Yesus mau menunjukkan hal yang lebih dalam lagi, bahwa dengan memberikan persembahan itu, sang janda miskin menyerahkan diri sepenuhnya pada kebaikan dan kasih Allah.

Kisah persembahan sang janda miskin ini mengajak kita untuk berani memercayakan diri sepenuhnya pada Allah. Hari ini kita memperingati Santa Perawan Maria Dipersembahkan kepada Allah. Kita diundang untuk belajar dari Maria yang senantiasa menyandarkan diri sepenuhnya pada kehendak Allah. Tindakan ini tidak hanya dilakukan dengan memberikan persembahan seperti sang janda miskin, tetapi dapat diwujudkan dalam banyak hal, misalnya dengan memberikan waktu yang terbaik untuk hening dalam doa. Menyerahkan diri untuk tugas pelayanan Gereja dengan tulus dan tanpa pamrih adalah contoh lain. Memberikan waktu dan tenaga untuk pelayanan kepada sesama yang membutuhkan juga merupakan contoh pemberian diri pada Tuhan. Menyandarkan diri pada Tuhan dapat dilakukan dengan banyak cara, sebab kita percaya Tuhan selalu memberikan yang terbaik kepada orang-orang yang berharap pada-Nya.