Kenal dan Cinta

Selasa, 23 Mei 2023 – Hari Biasa Pekan VII Paskah

50

Yohanes 17:1-11a

Demikianlah kata Yesus. Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata: “Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau. Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya. Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya. Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.

Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu. Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari-Mu. Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka. Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu.”

***

“Jika kamu sedang berdoa dan ada orang miskin mengetuk pintu rumahmu, tinggalkan doa itu untuk menjumpai Tuhan dalam diri orang miskin,” demikianlah nasihat St. Vinsensius kepada para imam CM dan keluarga Vinsensian. Semangat untuk berjumpa dengan Tuhan dalam diri orang miskin ini didasari oleh semangat untuk mencintai mereka. Untuk menumbuhkan semangat cinta kepada orang miskin tidak cukup dengan tahu wajah mereka saja, tetapi juga harus tahu seluruh kehidupan mereka. Pengetahuan akan seluruh hidup orang miskin inilah yang senantiasa dipelajari dan dihidupi oleh pengikut St. Vinsensius sebagai proses mengenal. Semakin kita mengenal orang miskin, semakin kita mencintai mereka. Dengan demikian, perjumpaan dengan mereka tidak sekadar tindakan afeksi karena kasihan, tetapi juga efektif demi hidup yang lebih baik bagi diri kedua belah pihak.

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus berdoa agar para murid-Nya mengenal Bapa dan Dia yang telah diutus Bapa. Kita diajak untuk mengenal Bapa dalam diri Yesus sebagai Anak yang diutus. Pengenalan akan Yesus dan Bapa menjadi tugas kita sepanjang hidup. Pengenalan ini tidak cukup hanya sekadar tahu di pikiran saja. Mengenal berarti mencintai, serta bersedia menyerahkan jiwa raga untuk dikuasai dan diresapi oleh Roh yang berasal dari Bapa dan Putra. Saat kita mengenal dengan cara mencintai dan menyerahkan diri kepada gerak Roh, ini merupakan permulaan hidup kekal di dunia. Kita yang sedang dalam penziarahan di dunia ini sudah mencicipi kehidupan kekal bersama Allah di surga. Dengan demikian, hidup kekal itu sama dengan mengenal Bapa dan Putra dalam bimbingan Roh Kudus.

Kita diajak untuk senantiasa membangun perjumpaan yang intim dengan Allah. Perjumpaan itu terwujud dalam pengalaman iman pribadi kita sendiri, bagaimana kita merasakan perjumpaan dengan Allah melalui orang-orang di sekitar kita. Dalam spiritualitas Vinsensian, perjumpaan itu membawa kita untuk melihat wajah Allah dalam diri sesama kita, terutama yang miskin dan malang.

Kita masuk dalam relasi “kenal dan cinta” ini karena kita telah menerima pernyataan pribadi Bapa. Suatu relasi dimulai dengan saling kenal, lalu bertumbuh semakin mendalam, dan akhirnya muncul komitmen untuk mencintai sosok yang kita kenal tersebut. Pertumbuhan relasi tersebut dijiwai oleh semangat cinta Tuhan yang sudah terlebih dahulu mencintai kita. Dengan cara ini, hidup kita digerakkan oleh kemuliaan relasi “kenal dan cinta” dari Allah.