Kasih dan Pengutusan

Jumat, 26 Mei 2023 – Peringatan Wajib Santo Filipus Neri

62

Yohanes 21:15-19

Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka ini?” Jawab Petrus kepada-Nya: “Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.” Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Jawab Petrus kepada-Nya: “Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.” Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: “Apakah engkau mengasihi Aku?” Dan ia berkata kepada-Nya: “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki.” Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: “Ikutlah Aku.”

***

Dalam proses pemilihan pengurus lingkungan di paroki, kesulitan sering kali muncul perihal siapa yang cocok untuk dipilih menjadi pengurus baru, terlebih jika pengurus lama tidak bisa dipilih lagi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Masalahnya, banyak orang tidak mau dipilih menjadi pengurus dengan alasan tidak siap, belum punya pengalaman, merasa tidak layak, sibuk dengan pekerjaan, dan sebagainya. Terkadang ada yang terpaksa menerima penugasan sebagai pengurus lingkungan karena permintaan umat dan karena diyakinkan oleh pastor paroki.

Meskipun demikian, saya yakin bahwa mereka yang pada awalnya menolak banyak yang kemudian menjalankan tugasnya dengan setia sampai akhir. Mereka menjadi pengurus yang andal dan mendapatkan sukacita karenanya. Resepnya adalah cinta dan setia akan tanggung jawab panggilannya sebagai murid Tuhan di mana mereka diutus.

Hari ini, atas dasar kasih, Petrus diutus Yesus untuk menggembalakan domba-domba-Nya. Rasul Petrus di sini ditampilkan sebagai manusia biasa. Ia berkehendak baik, setia, dan terbuka pada panggilan Yesus. Ia memiliki kelebihan, tetapi juga kekurangan yang pernah menguasai dan menjatuhkan dirinya. Pertanyaan Yesus dan penugasan dari-Nya menguatkan kembali komitmen Petrus untuk melanjutkan tugas penggembalaan. Petrus disadarkan kembali bahwa dia memiliki kemampuan untuk menerima tugas pengutusan dari Yesus. Supaya ia semakin kuat, ia harus memiliki relasi yang erat dengan Yesus yang mengutusnya, relasi yang berdasarkan kasih.  

Relasi tersebut dilengkapi oleh semangat pengampunan. Sebagai murid, Petrus pernah menyangkal Yesus. Ia harus disadarkan bahwa Yesus telah mengampuninya. Rahmat pengampunan itu memulihkan Petrus, sehingga ia menjadi mampu untuk mengasihi Yesus dengan tulus hati. Karena itulah ia kemudian diserahi tugas penggembalaan umat. Petrus yang lemah menjadi kuat, dia yang penakut kini menjadi berani, semua kekuatan dan kemampuan itu berasal dari Kristus.

Kita semua juga mengalami relasi cinta ketika diutus di tengah keluarga, lingkungan, Gereja, dan masyarakat di mana kita berada. Kendati kadang merasa lemah, pengampunan dari Tuhan senantiasa menanti kita. Resepnya adalah tetap mempertahankan komitmen untuk mencintai tugas pengutusan kita. Petrus menjadi cerminan kita. Kelemahan semestinya tidak membuat kita menjauh dari Tuhan, sebaliknya justru membuat kita semakin menyadari bahwa kita diampuni dan diutus oleh Tuhan karena cinta-Nya yang begitu besar terhadap kita.