Kehadiran Allah dalam Alam Semesta

Kamis, 1 Juni 2023 – Peringatan Wajib Santo Yustinus

155

Sirakh 42:15-25

Pekerjaan Tuhan hendak kukenangkan, dan apa yang telah kulihat hendak kukisahkan. Segala pekerjaan Tuhan dijadikan dengan firman-Nya. Matahari bercahaya memandang segala sesuatunya dan ciptaan Tuhan itu penuh dengan kemuliaan-Nya. Kepada orang-orang-Nya yang kudus Tuhan tidak memberikan kemampuan untuk menceritakan segala buatan-Nya yang mengagumkan, yang telah ditentukan Tuhan alam semesta, supaya jagat raya didukung dengan kemuliaan-Nya. Lubuk lautan dan hati diselami oleh-Nya, dan segala rencananya diketahui-Nya. Sebab Yang Mahatinggi mengenal segala sesuatu yang dapat dikenal dan menilik tanda-tanda zaman. Yang sudah-sudah diberitahukan-Nya dan juga apa yang datang, dan bekas dari apa yang tersembunyipun disingkapkan-Nya. Tidak ada pikiran satupun yang terluput dari Tuhan dan perkataan manapun tak tersembunyi bagi-Nya. Ciptaan besar dari kebijaksanaan-Nya rapih diatur oleh-Nya, oleh karena dari kekal sampai kekal Ia ada. Tidak ada sesuatupun yang dapat ditambahkan atau diambil darinya dan Ia tidak membutuhkan seorangpun sebagai penasehat. Betapa eloklah segala ciptaan Tuhan, tetapi hanya sebagai bunga api sajalah apa yang tampak. Semuanya hidup dan tetap tinggal untuk selama-lamanya guna setiap keperluan, dan semuanya patuh kepada-Nya. Segala-galanya berpasang, yang satu berhadapan dengan yang lain, dan tidak ada sesuatupun yang diciptakan-Nya kurang lengkap. Yang satu menguatkan kebaikan dari yang lain, dan siapa gerangan pernah kenyang-kenyang memandang kemuliaan Tuhan?

***

Bin Sirakh mengamati gejala-gejala alam yang dilihatnya. Di atas, ia melihat awan-awan tebal yang akan menurunkan hujan es. Ia melihat embun yang membeku, lalu menjadi es yang berbentuk duri-duri karena udara dingin. Ia melihat angin dingin yang membekukan air di atas gunung. Ia juga melihat angin panas yang bertiup, lalu mengeringkan pepohonan di atas pegunungan dan rumput-rumput di padang. Akibatnya, semuanya mengering seperti habis terbakar. Sesudah itu, rerumputan dan tumbuh-tumbuhan itu menjadi hijau setelah embun dan hujan datang. Ia juga memandang ke arah lautan. Ia melihat ombak yang bergelora di lautan, tetapi juga melihat laut yang tenang.

Bin Sirakh menyadari kehadiran Allah di dalam alam semesta yang dilihatnya. Alam semesta tidak dengan sendirinya ada. Allahlah yang membuat semuanya ada. Ia tidak hanya membuat alam dan isinya, tetapi juga memelihara dan menggerakkan semuanya. Dengan demikian, bumi, laut, langit, dan semua yang ada di dalamnya memancarkan kemuliaan Allah.

Dari seluruh ciptaan, manusia dapat mengenal Penciptanya. Sifat-sifat Allah tampak di dalam karya-karya-Nya. Allah memang tidak terlihat oleh mata manusia. Karena bersifat material, mata manusia tidak sanggup melihat Allah, sedangkan Allah itu Roh yang tidak mempunyai wujud. Namun, Allah memberikan kepada manusia kemampuan untuk mengenal-Nya. Dengan akal budi dan hati yang dikaruniakan Allah kepadanya, manusia dapat mengenal Allah. Ketika melihat alam semesta yang begitu indah, orang akan menyadari betapa Allah itu seperti seorang seniman yang hebat. Ketika melihat bahwa semua yang ada di alam ini begitu teratur, orang akan menyadari betapa bijaksana Allah yang mengatur semuanya.

Dengan melihat alam semesta, manusia dapat sampai pada rasa kagum akan sang Pencipta. Kalau orang sudah mengagumi Allah, ia pun akan dapat melihat siapa sebenarnya dirinya di hadapan-Nya. Selayaknya manusia menyadari betapa kecil dia di tengah alam semesta dan betapa kecil dia di hadapan sang Pencipta. Namun, manusia sering menjadi sombong dan merasa dapat menguasai alam, bahkan mengabaikan Allah. Ia tidak menggunakan akal budinya untuk bertemu dengan Allah Pencipta, tetapi justru untuk menyangkal keberadaan-Nya. Kesombongan manusia yang hanya mengandalkan mata dan otaknya ini tidak dapat diterima. Bagaimana mungkin manusia mengerti semua yang ada di alam, sedangkan apa terjadi dalam tubuhnya sendiri saja tidak semuanya ia tahu?