Menjadi Pribadi yang Peka

Senin, 24 Juli 2023 – Hari Biasa Pekan XVI

68

Matius 12:38-42

Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: “Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari-Mu.” Tetapi jawab-Nya kepada mereka: “Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda Nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam. Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih daripada Yunus! Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama angkatan ini dan ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih daripada Salomo!”

***

Seorang anak semenjak kecil umumnya sudah dibiasakan untuk menangkap dan memahami arti dari tanda. Ketika orang tua meletakkan jari telunjuk di depan mulut pada saat jam tidur, itu artinya anak harus diam alias jangan berisik. Ketika orang tua “mempertemukan” ujung jari telunjuk dan ujung ibu jari lalu siap menyentil kuping si anak, itu artinya stop, jangan nakal lagi. Bukan hanya manusia, alam pun mengisyaratkan aneka macam tanda. Ketika langit mulai mendung, itu pertanda bahwa hujan akan segera turun. Ketika hewan-hewan gunung turun ke permukiman penduduk, itu pertanda bahwa gunung berapi sudah memanas dan segera akan meletus. Namun, kendati demikian, sangat disayangkan bahwa tidak semua orang peka akan makna dan arti dari tanda-tanda yang muncul di sekitarnya.

Itulah yang terjadi pada orang Farisi dan para ahli Taurat pada zaman Yesus. Mereka menuntut tanda dari Yesus, padahal tanda itu sudah diberikan dan sudah ada di tengah-tengah mereka. Namun, karena kebebalan hati, mereka tidak mampu menangkap dan memahami makna dari kehadiran Yesus. Berhadapan dengan ketidakpekaan orang-orang itu, Yesus merasa geregetan, sehingga menyebut mereka sebagai angkatan yang jahat dan tidak setia. Ini menunjukkan bahwa ketidakpekaan orang-orang itu sungguh sangat parah. Kepada mereka tidak akan diberikan tanda, selain tanda Nabi Yunus!

Saudara-saudari yang terkasih, kepekaan untuk menangkap dan memahami makna di balik tanda bukan sesuatu yang sekali jadi, melainkan proses terus-menerus yang membutuhkan latihan. Seorang anak perlu dilatih dan dibiasakan menulis refleksi setiap hari dalam rangka belajar menyadari kehadiran Tuhan dan menangkap kehendak-Nya dalam peristiwa hidup sehari-hari. Kita pun perlu belajar dan bertekun dalam proses latihan ini, yakni dengan membiasakan diri untuk melihat segala sesuatu di sekitar kita bukan hanya dengan mata fisik, melainkan juga dengan mata batin kita, agar kita mampu menembus makna yang terdalam dari apa yang kita lihat. Apa makna dari peristiwa ini? Tuhan hendak berbicara apa dengan itu? Apa yang menjadi kehendak dan rencana Tuhan di balik peristiwa-peristiwa yang kita alami? Mari kita belajar menjadi orang yang peka akan tanda-tanda dari surga dalam setiap peristiwa kehidupan konkret kita sehari-hari.