Hal yang Menajiskan Kita

Selasa, 8 Agustus 2023 – Peringatan Wajib Santo Dominikus

71

Matius 15:1-2, 10-14

Kemudian datanglah beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem kepada Yesus dan berkata: “Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang kita? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan.”

Lalu Yesus memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka: “Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.” Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: “Engkau tahu bahwa perkataan-Mu itu telah menjadi batu sandungan bagi orang-orang Farisi?” Jawab Yesus: “Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di surga akan dicabut dengan akar-akarnya. Biarkanlah mereka itu. Mereka orang buta yang menuntun orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lubang.”

***

Untuk apa kita hidup di dunia ini? Jika pertanyaan itu dikemukakan kepada orang Farisi, mungkin mereka akan menjawab, “Untuk menaati hukum.” Orang Farisi memang sangat ketat menaati hukum Taurat sampai sedetail-detailnya. Mereka berpandangan, ketaatan pada hukum Taurat akan menjamin seseorang memperoleh keselamatan dan kebahagiaan kekal.

Karena itu, mereka sangat gusar melihat murid-murid Yesus tidak membasuh tangan sebelum makan. Jauh-jauh mereka datang dari Yerusalem ke Galilea hanya untuk menegur Yesus tentang hal itu! Ini bukan soal kebersihan atau kesehatan. Membasuh tangan sebelum makan adalah perintah agama dalam rangka menghilangkan kecemaran yang disebabkan oleh sentuhan dengan hal-hal yang najis. Tangan yang najis mesti dibasuh agar makanan halal yang disentuhnya tidak berubah menjadi haram. Para murid tidak melakukan hal itu. Mereka telah melakukan kelalaian yang sangat serius!

Pandangan orang Farisi dikritik Yesus dengan menyindir mereka sebagai “tanaman yang tidak ditanam Bapa” dan “orang buta yang menuntun orang buta”. Yesus menegaskan bahwa yang menajiskan orang bukan yang masuk, melainkan yang keluar dari mulut orang itu. Untuk apa sibuk mengurusi orang yang tidak membasuh tangan sebelum makan? Lebih baik kita melihat diri kita masing-masing, apakah kita masih suka berbuat jahat, bergosip, berdusta, serta menyakiti dan menjelek-jelekkan orang lain. Perbuatan dan perkataan yang merusak kehidupan bersama itulah yang membuat diri kita pantas disebut najis.