Dangkal atau Dalam?

Kamis, 7 September 2023 – Hari Biasa Pekan XXII

73

Lukas 5:1-11

Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Simon menjawab: “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Ketika Simon Petrus melihat hal itu ia pun tersungkur di depan Yesus dan berkata: “Tuhan, pergilah dariku, karena aku ini seorang berdosa.” Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: “Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.” Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus.

***

Keseharian kita penuh dengan berbagai macam peristiwa. Dari bangun pagi sampai menjelang tidur, kita berjumpa dengan berbagai macam orang, pengalaman, tugas-tugas, tantangan, serta emosi yang muncul dalam hati. Hidup kita sungguh kaya oleh berbagai pengalaman. Apa yang hendak kita lakukan dengan kekayaan hidup tersebut? Berbagai hal tersebut bisa lewat begitu saja dalam hidup kita. Kita menjalani hidup secara otomatis dari waktu ke waktu. Kita menjadi seperti robot mekanis.

Yesus mengajak kita untuk pergi ke tempat yang dalam. Ini adalah ajakan untuk melihat dengan teliti perjalanan keseharian hidup. Hidup kita bisa menjadi dangkal karena kita hanya mengulang keseharian tanpa perubahan dan transformasi yang sungguh nyata. Masing-masing dari kita diberi potensi untuk berkembang dan menjadi semakin baik. Itulah yang dimaksud dengan “tempat yang dalam”.

Santo Ignasius Loyola mengajak kita untuk melakukan pemeriksaan batin secara teratur. Pemeriksaan batin dimaksudkan untuk melihat dengan cermat gerak-gerak batin, sehingga kita mampu lebih mengenali bagaimana Tuhan bekerja dalam hidup kita. Kedalaman tidak bisa tercapai secara otomatis. Kita perlu memberikan waktu dan perhatian terhadap dinamika hidup kita.

Marilah kita mohon rahmat Tuhan agar hati kita tergerak untuk masuk pada kedalaman hidup, sehingga kita berkembang dan bertransformasi dari hari ke hari.