Salib Suci

Kamis, 14 September 2023 – Pesta Pemuliaan Salib Suci

64

Yohanes 3:13-17

“Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga, selain dari Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak Manusia.

Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.”

***

Seorang psikolog, Sigmund Freud, percaya bahwa manusia menghidupi satu prinsip hidup, yaitu mencari kesenangan dan menghindari penderitaan. Tidak ada satu orang pun yang ingin menderita. Namun, terkadang penderitaan diperlukan untuk mencapai kesenangan yang lebih besar. Banyak orang juga percaya akan prinsip no pain, no gain atau “tidak ada kesuksesan tanpa penderitaan”. Sering kali kesuksesan atau kebahagiaan yang sejati dicapai lewat jalan penderitaan. Dalam ajaran Kristen, salib sebagai jalan penderitaan adalah jalan kemuliaan, jalan keselamatan. Salib adalah jalan kerendahan hati menuju keselamatan.

Hari ini kita merayakan Pesta Salib Suci atau sekarang disebut Pesta Pemuliaan Salib Suci. Bacaan-bacaan Kitab Suci hari ini berbicara tentang keselamatan yang diperoleh dari salib Kristus. Bacaan pertama (Bil. 21:4-9) berbicara tentang patung ular tembaga yang dipasang di sebuah tiang pada zaman musa, yang menjadi jalan keselamatan. Orang yang memandang ular tembaga itu selamat dari kematian.

Bacaan kedua (Flp. 2:6-11) berbicara tentang penghambaan diri Yesus lewat salib yang menjadikan-Nya mulia. Salib bagi orang Kristen adalah lambang keselamatan. Seperti bangsa Israel selamat karena memandang ular tembaga, setiap orang yang percaya akan Yesus yang tersalib akan beroleh hidup yang kekal. Salib Kristus adalah lambang kesucian kasih Allah yang mau menyelamatkan dunia. Kristus telah mengubah salib yang kotor menurut orang-orang Yunani dan Romawi menjadi salib yang suci, salib yang mulia, salib yang menyelamatkan.

Menjadi pengikut Kristus berarti berani berjalan di jalan salib. Jalan kerendahan hati seperti yang ditempuh oleh Kristus menjadi jalan hidup orang Kristen. Jalan inilah yang membawa kita pada keselamatan dan kemuliaan. Paus Benediktus mengatakan, “Glory is in the cross,” yang berarti kemuliaan hidup orang Kristen ada pada salib Kristus. Para murid Kristus harus sadar bahwa mengikuti Kristus berarti siap memikul salib, agar bersama Kristus, murid-murid Tuhan mengalami kemuliaan.