Pentingnya Pertobatan

Selasa, 10 Oktober 2023 – Hari Biasa Pekan XXVII

92

Yunus 3:1-10

Datanglah firman TUHAN kepada Yunus untuk kedua kalinya, demikian: “Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu.” Bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah.

Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya.

Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru: “Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan.” Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung. Setelah sampai kabar itu kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu. Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian: “Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air. Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya. Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa.” Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Ia pun tidak jadi melakukannya.

***

Saudara-saudari terkasih, perasaan apa yang dominan muncul dalam diri kita tatkala kita diampuni dari kesalahan atau dosa? Tentu saja sukacita dan kelegaan yang luar biasa. Karena diampuni, hidup kita menjadi ringan, dan kita pun dapat merasakan kembali kasih Allah yang sangat besar. Itu sebabnya kita harus bertobat. Pertobatan menjadikan segalanya baru. Pertobatan mengubah hidup manusia. Pertobatan memungkinkan dan memberi ruang yang luas untuk berkembangnya belas kasihan dan pengampunan.

Namun, kita perlu juga mencermati alasan pertobatan. Jika kita bertobat sekadar karena takut hukuman atau takut kesalahan kita diviralkan, motivasi tersebut perlu dimurnikan lagi. Hendaknya kita bertobat karena sungguh menyadari kesalahan yang telah kita lakukan. Kita berpaling kepada Allah yang maharahim karena mau kembali hidup benar dan memperbarui diri. Di sini, kita akan menemukan bahwa dalam kasih Allah, kita disembuhkan dan dibebaskan dari dosa. Kita kembali ke jalan yang benar, jalan Allah, jalan cinta kasih.

Selain dijalani sendiri, pertobatan juga perlu diwartakan kepada orang lain. Kita mengajak orang-orang di sekitar kita untuk hidup baru dan benar dalam cinta kasih, serta dalam kerahiman Allah. Iman akan bertumbuh dan berkembang melalui pertobatan, sebab mereka yang bertobat dimampukan untuk memilih dan melakukan hal-hal yang benar yang mendatangkan keselamatan, bukannya hal-hal yang salah yang mendatangkan kebinasaaan. Bertobat berarti memilih Allah dengan sebulat hati, dan meninggalkan hal-hal yang lain, termasuk kesenangan pribadi.

Pertobatan dapat dilakukan secara komunal atau bersama, sehingga menjadi gerak bersama untuk kembali kepada Allah, untuk menata hidup dengan lebih benar, dan untuk selalu berpegang pada-Nya. Berani bertobat berarti berani memilih yang benar dan tepat sebagai orang yang dicintai Allah agar tetap hidup dalam kasih-Nya.