Salam, Hai Engkau yang Dikaruniai

Jumat, 8 Desember 2023 – Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda

289

Lukas 1:26-38

Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” Kata Maria kepada malaikat itu: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

***

Pada tanggal 8 Desember 1854, Paus Pius IX menetapkan Dogma Maria Dikandung Tanpa Noda. Dalam penetapan dogma ini disebutkan: “Perawan Tersuci Maria sejak saat dikandungnya dia oleh rahmat yang luar biasa dan oleh pilihan Allah yang mahakuasa karena pahala Yesus Kristus, penebus umat manusia, telah dibebaskan dari segala noda dosa asal.” Oleh karena itu, setiap tanggal 8 Desember kita merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda.

Sesungguhnya semua dogma tentang Maria, termasuk dogma ini, ditetapkan berdasarkan iman kepada Kristus sendiri. Gereja meyakini bahwa Allah itu mahakudus. Ia tidak bersatu dengan dosa, sehingga tempat di mana Allah bernaung adalah kudus. Kitab Suci memberi kesaksian bahwa dalam misteri inkarnasi, sang Sabda bernaung dalam rahim Maria. Dapatkah sang Mahakudus tinggal dalam rahim seorang pendosa? Hal itu tidak masuk akal! Satu-satunya yang masuk akal adalah: Maria sungguh kudus. Ia terbebas dari noda dosa. Bagaimana mungkin? Siapa yang memungkinkan hal ini? Allah sendirilah yang menghendaki agar Maria tidak terkena dosa asal.

Bacaan Injil hari ini termasuk salah satu dasar biblis bagi Dogma Maria Dikandung Tanpa Noda. Ketika Malaikat Gabriel berjumpa dengan Maria. Ia berkata, “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Kata “yang dikaruniai” atau “yang penuh rahmat” diterjemahkan dari kata kecharitomene. Kecharitomene adalah bentuk pasif sempurna dari kata kerja charitoo yang menunjukkan suatu kesempurnaan yang permanen.

Dengan demikian, kata-kata Gabriel dapat dimengerti demikian: “Salam, hai engkau yang telah dikaruniai rahmat dengan sempurna.” Rahmat sempurna inilah yang memenuhi seluruh diri Maria sepanjang hidupnya. Keadaan permanen ini membuat Maria kudus dan terbebas dari dosa, termasuk dosa asal. Dengan begitu, sang Sabda bernaung di dalam rahim Maria. Jadi, Maria yang terbebas dari noda adalah kehendak Allah sendiri.

Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda memiliki dua makna penting. Pertama, betapa agungnya misteri inkarnasi itu sendiri. Dalam Kristus, Allah menjadi manusia. Ia menjadi saudara yang solider dengan kita. Ia merasakan seluruh pergulatan manusia. Namun, lebih dari itu, Ia adalah penebus yang menyelamatkan kita. Karena itu, tujuan inkarnasi adalah paskah yang mulia. Kedua, hari raya ini menunjukkan identitas Maria dan perannya. Allah memilih Maria dan memberikannya misi menjadi ibu penebus. Karena misi inilah Allah membebaskannya dari dosa asal. Dengan demikian, kalau kita menghormati Bunda Maria, hal itu dikehendaki oleh Allah sendiri.