Silsilah Yesus menurut Lukas

Sabtu, 6 Januari 2024 – Hari Biasa Masa Natal

92

Lukas 3:23-38

Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli, anak Matat, anak Lewi, anak Malkhi, anak Yanai, anak Yusuf, anak Matica, anak Amos, anak Nahum, anak Hesli, anak Nagai, anak Maat, anak Matica, anak Simei, anak Yosekh, anak Yoda, anak Yohanan, anak Resa, anak Zerubabel, anak Sealtiel, anak Neri, anak Malkhi, anak Adi, anak Kosam, anak Elmadam, anak Er, anak Yesua, anak Eliezer, anak Yorim, anak Matat, anak Lewi, anak Simeon, anak Yehuda, anak Yusuf, anak Yonam, anak Elyakim, anak Melea, anak Mina, anak Matata, anak Natan, anak Daud, anak Isai, anak Obed, anak Boas, anak Salmon, anak Nahason, anak Aminadab, anak Admin, anak Arni, anak Hezron, anak Peres, anak Yehuda, anak Yakub, anak Ishak, anak Abraham, anak Terah, anak Nahor, anak Serug, anak Rehu, anak Peleg, anak Eber, anak Salmon, anak Kenan, anak Arpakhsad, anak Sem, anak Nuh, anak Lamekh, anak Metusalah, anak Henokh, anak Yared, anak Mahalaleel, anak Kenan, anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah.

***

Jika silsilah Yesus versi Lukas dibandingkan dengan versi Matius secara teliti, kita akan menemukan beberapa perbedaan. Silsilah versi Matius dimulai dengan Abraham dan berakhir dengan Yesus, sementara versi Lukas dimulai dengan Yesus dan bergerak mundur sampai Adam. Mengapa Matius menelusuri nenek moyang Yesus ke belakang sampai dengan Abraham, sementara Lukas menelusurinya lebih jauh ke belakang lagi sampai Adam?

Kedua penginjil tampaknya memiliki tujuannya masing-masing. Dengan melacak silsilah sampai Abraham, Matius ingin memperlihatkan Yesus sebagai seorang Yahudi karena pembaca Injilnya adalah orang kristiani Yahudi. Ketika menelusuri silsilah sampai Adam, manusia pertama, bapa dari semua bangsa manusia, Lukas ingin memperlihatkan peran Yesus sebagai penyelamat bagi semua orang. Yesus ingin diperlihatkannya sebagai anggota bangsa manusia pada umumnya dan pembawa keselamatan bagi semua anak Adam, sebab pembaca Injilnya adalah orang kristiani bukan Yahudi.

Perbedaan lain adalah: Matius mengelompokkan nama-nama leluhur Yesus dalam tiga kelompok, masing-masing terdiri dari empat belas keturunan, sementara Lukas mencatat tujuh puluh enam nama leluhur Yesus dan sama sekali tidak melakukan pengelompokan. Beberapa nama perempuan dicatat dalam silsilah Yesus versi Matius, sementara dalam versi Lukas tidak disebutkan sama sekali.

Dalam silsilah Yesus versi Lukas, Maria tidak disebut secara langsung. Disebutkan, “menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf”. Melalui ungkapan “menurut anggapan orang”, Lukas tidak memastikan ketepatan silsilahnya secara keseluruhan karena maksudnya memang bukan untuk menyajikan dokumen sejarah murni. Melalui ungkapan ini diperlihatkan juga kesadarannya bahwa Yusuf bukanlah bapak biologis Yesus. Kesadaran ini sesuai dengan gambarannya tentang perawan Maria yang mengandung Yesus tanpa campur tangan laki-laki. 

Perbedaan lain lagi muncul dalam penempatan kisah silsilah. Berbeda dengan Matius, Lukas tidak memulai kisahnya dengan silsilah Yesus. Silsilah Yesus ditempatkannya di antara kisah pembaptisan dan pencobaan yang dialami Yesus di padang gurun untuk mempersiapkan pelayanan publik-Nya. Ini berarti silsilah tidak dikaitkan dengan kelahiran Yesus, tetapi dengan karya pelayanan yang dilakukan-Nya. Penempatan ini tampaknya mengacu pada kisah Musa.

Dari beberapa penjelasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa silsilah pada dasarnya tidak ditulis untuk membuktikan hubungan darah atau untuk dijadikan sebagai dokumen sejarah murni. Sebaliknya, silsilah dirancang oleh Lukas untuk mengungkapkan gagasan teologisnya tentang Yesus sebagai Anak Allah dan sebagai pembawa keselamatan bagi semua orang. Oleh karena itu, Lukas menelusuri silsilah Yesus mulai dari Abraham hingga Adam yang diciptakan langsung oleh Allah. Dia menghubungkan Yesus dengan seluruh umat manusia. Yesus bukan hanya Juru Selamat orang Yahudi, melainkan juga Juru Selamat putra-putri Adam yang mau berpaling kepada-Nya.

Apakah kita percaya bahwa Yesus adalah Juru Selamat kita semua? Bersediakah kita menaati perintah-perintah dan menantikan kedatangan-Nya? Yesus, Putra Maria dan Yusuf, serta Putra Allah adalah satu-satunya harapan kita untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang!