Menjaga Kesucian Bait Allah

Minggu, 3 Maret 2024 – Hari Minggu Prapaskah III

58

Yohanes 2:13-25

Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: “Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.” Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: “Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku.” Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: “Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?” Jawab Yesus kepada mereka: “Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.” Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: “Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?” Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan mereka pun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.

Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya. Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua, dan karena tidak perlu seorang pun memberi kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia.

***

Beberapa waktu lalu, media massa diramaikan dengan berbagai berita tentang penyelewengan dana umat yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu. Ada agen travel yang membawa lari uang yang telah disetor calon jemaah haji, ada pendeta yang menggunakan dana jemaat untuk kepentingan pribadi, ada pula uskup yang bergaya hidup terlalu mewah sehingga diberhentikan oleh Vatikan. Masih banyak berita lain seperti itu, yang pada pokoknya menunjukkan terjadinya penyelewengan dana yang dikutip atas nama peraturan agama. Ternyata urusan yang terkait dengan relasi antara manusia dan Tuhan tidak bebas dari penyimpangan, bahkan sering kali malah memudahkan karena korban menjadi lebih mudah untuk percaya. Materi yang seharusnya digunakan untuk membantu umat agar lebih dekat berelasi dengan Tuhan justru digunakan untuk kepentingan pribadi.

Bacaan Injil hari ini mengingatkan kita bahwa praktik yang sama ternyata sudah terjadi sejak lama. Yesus melihat bahwa orang-orang berada di Bait Allah bukan lagi untuk menyembah dan berbakti kepada Tuhan, melainkan untuk berdagang. Ini membuat-Nya marah. Diusir-Nya para pedagang itu sambil memberikan peringatan keras agar mereka tidak membuat rumah Bapa-Nya menjadi tempat berjualan. Bait Allah adalah tempat kudus, tempat Allah berdiam di tengah-tengah umat-Nya, dan tempat pertemuan antara Allah dengan manusia. Itulah sebabnya ketika dijadikan tempat berdagang, Yesus marah, sebab dengan melakukan itu, mereka mencemari kesuciannya.

Diri kita adalah juga Bait Allah. Dengan merenungkan bacaan Injil hari ini, kita diajak untuk menjaga kesucian diri dan hidup kita. Untuk itu, ada beberapa hal yang senantiasa perlu kita sadari. Pertama, sebagai Bait Allah, diri kita adalah tempat kediaman Roh Kudus, maka kita perlu senantiasa menjaga kesucian hati, pikiran, dan tindakan kita. Itu semua hanya dapat kita jaga bila kita tetap menjaga relasi dengan Tuhan dalam doa. Kedua, kita harus berani menolak kehidupan duniawi yang bertentangan dengan kehendak Allah. Yesus dengan berani membersihkan Bait Allah; kita pun harus berani menolak dan membersihkan diri dari godaan-godaan duniawi yang dapat merusak kesucian kita sebagai Bait Allah. Ketiga, kita harus terus-menerus menyadari identitas kita sebagai Bait Allah, sehingga kita perlu selalu melakukan introspeksi diri dan pertobatan. Semoga kita senantiasa mampu menjaga kesucian diri kita sebagai Bait Allah.