Percayalah akan Pekerjaan-Pekerjaan-Nya

Jumat, 22 Maret 2024 – Hari Biasa Pekan V Prapaskah

157

Yohanes 10:31-42

Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Kata Yesus kepada mereka: “Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?” Jawab orang-orang Yahudi itu: “Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah.” Kata Yesus kepada mereka: “Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah? Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah — sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan –, masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah? Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa.”

Sekali lagi mereka mencoba menangkap Dia, tetapi Ia luput dari tangan mereka.

Kemudian Yesus pergi lagi ke seberang Yordan, ke tempat Yohanes membaptis dahulu, lalu Ia tinggal di situ. Dan banyak orang datang kepada-Nya dan berkata: “Yohanes memang tidak membuat satu tanda pun, tetapi semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini adalah benar.” Dan banyak orang di situ percaya kepada-Nya.

***

Dalam bacaan Injil hari ini, orang-orang Yahudi untuk kesekian kalinya menunjukkan ketidaksukaan mereka akan kehadiran Yesus. Mereka ingin menangkap-Nya dan melempari Dia dengan batu. Pekerjaan-pekerjaan baik yang dilakukan Yesus tidak dihargai. Sebaliknya, mereka memandangnya sebagai hujatan terhadap Allah. Pandangan itu membuat mereka semakin beringas untuk menghakimi Yesus.

Di dalam pelayanan menggereja, perbedaan pemahaman dan pendapat di dalam suatu kelompok ataupun komunitas sering pula terjadi. Ada kelompok ataupun pribadi yang terkadang memiliki pandangan negatif terhadap orang lain. Mereka memaksakan keyakinan, pendapat, dan kehendak mereka agar diikuti oleh orang lain. Orang-orang yang tidak sepaham akan mereka jauhi dan mereka singkirkan. Mereka merasa paling benar sendiri.

Perbedaan pendapat dan pemahaman sering kali membuat kita dengan mudah menilai dan menghakimi orang lain sebagai pribadi yang tidak baik, sehingga patut disingkirkan. Kita tidak lagi dapat melihat perbuatan-perbuatan yang dilakukan orang itu dalam melayani sesama dan Gereja. Karena merasa diri paling baik dan paling benar, kita terdorong untuk melihat sesama sebagai pribadi yang salah dan tidak baik.

Yesus hari ini mengingatkan kita agar menjadi orang yang rendah hati, orang yang bijaksana dalam berucap dan bertindak. Dalam kehidupan ini pasti ada banyak perbedaan dan ketidaksepahaman pendapat di mana pun kita berada. Karena itu, kita harus selalu mau belajar untuk pintar-pintar membawa diri dan menerima adanya perbedaan. Perbedaan pendapat dan pemahaman harus dimaknai sebagai kebaikan, berkat, dan rahmat dari Allah. Di samping itu, Yesus sendiri hadir dalam beragam pribadi yang kita jumpai di mana pun kita berada.