Kehidupan Kekal

Sabtu, 23 November 2024 – Hari Biasa Pekan XXXIII

61

Lukas 20:27-40

Maka datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: “Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati sedang istrinya masih ada, tetapi ia tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan istrinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan lalu mati dengan tidak meninggalkan anak. Lalu perempuan itu dikawini oleh yang kedua, dan oleh yang ketiga dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu, mereka semuanya mati dengan tidak meninggalkan anak. Akhirnya perempuan itu pun mati. Bagaimana sekarang dengan perempuan itu, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristrikan dia.” Jawab Yesus kepada mereka: “Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup.” Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata: “Guru, jawab-Mu itu tepat sekali.” Sebab mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus.

***

Orang Saduki tidak percaya akan kehidupan setelah kematian. Mereka tidak menerima kebangkitan orang mati atau kekekalan jiwa, berkebalikan dengan orang Farisi. Kelima kitab Taurat Musa mereka terima, tetapi tulisan-tulisan lain dalam Perjanjian Lama tidak. Orang Saduki jauh lebih bersifat duniawi. Mereka pun tidak keberatan bersahabat dengan penjajah Romawi dalam rangka mendapatkan keuntungan materi.

Pertanyaan orang Saduki dalam bacaan Injil hari ini adalah sebuah tantangan kepada Yesus. Mereka menjebak Yesus dengan pertanyaan tentang kebangkitan untuk menegaskan bahwa hal itu tidak dijumpai dalam kitab Taurat Musa.

Yesus menjawab mereka dengan sabar. Ia menggunakan kitab Taurat untuk menunjukkan bahwa pandangan mereka itu keliru. Tuhan mengatakan kepada Musa bahwa Dia adalah Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub. Hal itu menunjukkan, meskipun para leluhur tersebut telah lama meninggal, mereka tetaplah orang-orang hidup. Tuhan adalah Allah orang hidup, bukan Allah orang mati.

Salah satu yang diwartakan Yesus dengan kehadiran-Nya ke dunia adalah kebangkitan yang akan dialami dan diterima oleh setiap orang tanpa kecuali. Dengan demikian, sikap batin yang ingin diajarkan kepada kita hari ini adalah: Yakin dan percaya pada keselamatan kekal yang dianugerahkan Allah. Kepercayaan ini menjadi landasan iman, juga penegasan bahwa hidup di dunia ini terkait dengan kehidupan kekal yang menjadi anugerah Allah.