Menyambut Kedatangan Akhir Zaman

Selasa, 26 November 2024 – Hari Biasa Pekan XXXIV

68

Lukas 21:5-11

Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus: “Apa yang kamu lihat di situ — akan datang harinya di mana tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan.”

Dan murid-murid bertanya kepada Yesus, katanya: “Guru, bilamanakah itu akan terjadi? Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?” Jawab-Nya: “Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka. Dan apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera.”

Ia berkata kepada mereka: “Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan, dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.”

***

Bait Allah adalah bangunan yang megah dan kokoh: Dirancang dengan perhitungan yang matang oleh para ahli bangunan yang unggul, bahan-bahannya pun dipilih yang terbaik. Dalam dirinya ada perpaduan antara keindahan dan kekuatan. Tak heran, orang-orang mengaguminya, mengagumi pula batu-batu indah yang menghiasinya dan barang-barang persembahan di dalamnya. Kepada mereka, Yesus berkata, “Akan datang harinya di mana tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan.” Secara historis dan harfiah, apa yang dikatakan Yesus itu benar. Di kemudian hari, Bait Allah dan seisinya semua hancur akibat perang.

Peradaban yang paling maju sekalipun bisa mengalami kehancuran dan berlalu. Di negeri kita, kita bisa melihat sisa-sisa kejayaan Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Dahulu kala, candi-candi yang megah mereka bangun dengan perhitungan yang matang. Tak terbayangkan bahwa bangunan dan peradaban yang mereka banggakan saat itu pada saatnya akan menjadi reruntuhan. Demikian juga kita yang hidup di zaman sekarang. Fisik dan material yang ada saat ini nanti akan hancur, musnah, sirna, dan berlalu, entah akibat ulah manusia atau karena bencana alam.   

Keruntuhan dan kehancuran memang bisa ditunda, namun tidak bisa dihindari. Terhadap situasi yang fana dan yang sering kali luput dari perhatian manusia ini, Yesus mengajak kita untuk tidak terkejut dan tetap tenang. Dalam kekacauan, ketakutan, dan kemendesakan, hati kita yang mudah gelisah akan mencari pegangan. Yesus mengingatkan kita agar jangan mudah terkecoh dalam mencari pegangan. Sebagian mencari pegangan dalam seruan, ramalan, dan ritual sesat tentang akhir zaman dari orang-orang yang mengaku sebagai utusan Allah. Sebagian lagi mencari pegangan dengan menimbun harta untuk berjaga-jaga jika dunia berakhir. Yang lain mencoba lari dari rasa takut dan jatuh pada perilaku adiktif yang menyimpang.

Dalam keadaan seperti itulah iman dan kesetiaan kita diuji. Kita diajak untuk saling menguatkan di dalam komunitas umat beriman, berpegang teguh pada sabda-Nya, dan tidak lelah mewartakan kasih-Nya kepada sesama dan dunia.