
Lukas 6:36-38
“Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.”
“Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang diguncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”
***
Saudara-saudari yang terkasih, merenungkan sabda Tuhan dalam bacaan Injil hari ini, saya teringat akan sebuah peristiwa yang terjadi tanggal 23 Desember 2024 lalu. Seperti kebiasaan tahun-tahun sebelumya, komunitas biara kami mengirimkan kado Natal kepada para sahabat, kenalan, dan orang-orang yang bekerja sama dengan kami dalam pelayanan. Setelah membagi rata kado yang sudah disiapkan, barulah ibu biara menyadari bahwa tidak ada yang tertinggal untuk dinikmati para suster. Sambil bergumam, ibu biara berkata, “Sudah telanjur dibagi dan kita tidak kebagian, tetapi sudahlah, relakan saja.” Semua kado sudah selesai dibagikan sebelum doa siang, lalu terjadilah mukjizat saat makan siang. Kami menerima kiriman kado Natal yang sama jenisnya dengan kado yang kami bagikan, namun jumlahnya 100 kali lipat lebih banyak.
Tidak jarang orang berpikir bahwa semakin banyak mereka simpan, maka mereka akan semakin kaya. Cara berpikir demikian berlawanan dengan ajaran Yesus. Tuhan mengajarkan bahwa berkat sejati tidak datang dari tindakan menimbun, tetapi dari tindakan memberi dengan hati yang tulus. Ketika kita bermurah hati melalui tindakan berbagi, baik dalam bentuk materi, kasih, perhatian, ataupun pengampunan, Tuhan berjanji akan mencurahkan berkat kepada kita. Berkat yang diberikan-Nya bukan sekadar cukup, melainkan berlimpah, seperti takaran yang digambarkan dalam bacaan Injil ini, yakni takaran yang dipadatkan, diguncang, dan tumpah keluar.
Anne Frank, seorang gadis kecil berkebangsaan Yahudi yang bersembunyi dari kejaran Nazi, dalam kekurangannya menulis dalam buku hariannya, “Tak ada orang yang menjadi miskin karena memberi. Ketika kita memberi dengan tulus, yakinlah bahwa kita tidak akan pernah menjadi miskin karenanya. Saat kita bermurah hati, sebenarnya kita sedang membuka pintu rahmat Allah bagi sesama dan bagi diri kita sendiri.”
Semoga rahmat Allah membantu kita untuk bermurah hati. Amin.