Mengalami, Percaya, dan Mewartakan

Kamis, 24 April 2025 – Hari Kamis dalam Oktaf Paskah

76

Lukas 24:35-48

Lalu kedua orang itu pun menceritakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.

Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: “Damai sejahtera bagi kamu!” Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku.” Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. Dan ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka: “Adakah padamu makanan di sini?” Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka.

Ia berkata kepada mereka: “Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur.” Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini.”

***

Saudara-saudari yang terkasih, sejumlah anak muda yang terpanggil menjadi pengikut Kristus secara aktif mewartakan iman Kristen mereka di sosial media. Mereka memberi kesaksian bahwa kebangkitan Yesuslah yang membuat mereka percaya kepada-Nya. Mereka pun mengakui dan meyakini bahwa Yesus adalah jalan, kebenaran, dan hidup. Mereka tidak menggantungkan hidup kepada orang yang mati, tetapi kepada Dia yang telah mati, namun hidup kembali.

Pengalaman akan kebangkitan Yesus sudah lebih dahulu dialami oleh para murid-Nya. Bacaan Injil hari ini mengungkapkan kembali kisah perjumpaan Yesus yang bangkit dengan para murid. Kehadiran Yesus yang bangkit kepada Maria Magdalena dan kepada dua orang murid yang berjalan menuju ke Emaus tidak serta-merta membuat murid-murid yang lain percaya. Karena itu, Yesus yang bangkit menjumpai para murid yang sedang berkumpul. Ia menyampaikan damai sejahtera, menunjukkan bekas luka di tangan dan kaki-Nya, dan makan bersama dengan mereka. Para murid pun percaya. Pengalaman ini membuat mereka mengerti akan isi Kitab Suci yang berbicara tentang Mesias yang menderita, tetapi kemudian bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga. Setelah itu, berkobar-kobarlah semangat mereka untuk menjadi pewarta dan saksi kebangkitan kepada segala bangsa.

Kita yang sudah menyatakan diri sebagai pengikut Tuhan juga dipanggil untuk menjadi saksi-saksi kebangkitan. Kita diundang untuk menjadi saksi yang penuh iman, berani, dan tangguh. Hal itu akan terjadi kalau kita mengalami sendiri perjumpaan dengan Yesus yang bangkit. Perjumpaan dengan Yesus yang bangkit adalah pengalaman iman, spiritual, dan personal dengan Yesus yang mengantar seseorang pada keyakinan bahwa Dialah satu-satunya jalan, kebenaran, dan hidup. Dia tidak hanya penunjuk jalan, tetapi Dialah jalan itu sendiri yang membawa kita pada kebenaran sejati dan hidup yang kekal.

Karena itu, mari bertanya kepada diri kita masing-masing: Manakah pengalaman perjumpaan kita secara personal dengan Yesus yang bangkit? Bagaimana hal itu terjadi? Apakah peristiwa itu membawa kedamaian bagi kita? Apakah peristiwa itu menguatkan dan meneguhkan iman kita, sehingga kita berani menjadi pewarta dan saksi kebangkitan Tuhan?

Saudara-saudari yang terkasih, Jangan takut untuk bersaksi!