
Yohanes 13:16-20
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya, ataupun seorang utusan daripada dia yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya.
Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku. Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku.”
***
Bacaan Injil hari ini merupakan bagian dari kisah Yesus membasuh kaki para murid-Nya. Dalam bagian ini, Yesus mengatakan tiga hal penting kepada para murid. Pertama, seorang hamba tidak lebih tinggi daripada tuannya. Jelas, di sini Yesus mengajarkan nilai kerendahan hati, ketaatan, dan pelayanan kepada para murid-Nya. Sebagai Guru, Yesus sendiri telah melayani dengan rendah hati, maka seorang murid tidak boleh sombong atau merasa lebih tinggi dari yang lain, tetapi sebaliknya, hendaknya mereka bersikap rendah hati dalam pelayanan kepada orang lain. Jika para murid sungguh melakukan hal itu, mereka akan bahagia. Jadi, bagi Yesus, kebahagiaan ditemukan dalam sikap melayani sesama dengan rendah hati. Santo Yohanes XXIII mengatakan, “Kerendahan hati adalah jalan menuju kebahagiaan dan kebijaksanaan.”
Kedua, Yesus berbicara tentang murid yang akan menyerahkan Dia. Yesus telah mengatakan sebelumnya bahwa di antara para murid-Nya, ada yang tidak bersih. Dalam bagian ini, Yesus berbicara tentang murid yang tidak bersih itu. Ia tahu bahwa di antara para murid yang telah dipilih-Nya ada yang akan menyerahkan Dia kepada para imam kepala. Murid itu adalah Yudas Iskariot. Yesus mengatakan hal ini kepada para murid supaya iman mereka tidak guncang ketika hal itu benar-benar terjadi. Mereka harus percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang menderita, wafat, dan bangkit.
Ketiga, Yesus kembali menegaskan hubungan-Nya dengan Bapa, para murid, dan semua orang yang menerima murid-murid Yesus. Orang-orang yang menerima murid-murid yang diutus Yesus berarti menerima Yesus sendiri dan Bapa yang mengutus-Nya. Para murid yang diutus Yesus bukan membawa pesan mereka sendiri, melainkan kabar keselamatan dari Yesus dalam kesatuan dengan Bapa. Para murid tidak mewartakan diri mereka. Nilai-nilai Injillah yang harus mereka wartakan.
Kita adalah murid-murid Yesus yang perlu belajar menjadi rendah hati. Menjadi pribadi rendah hati tidaklah mudah, sebab kadang kita tergoda untuk memegahkan diri, merasa lebih tinggi dari orang lain. Melalui firman Tuhan hari ini, kita diajak untuk belajar dari Yesus, sang Guru, yang dengan rendah hati melayani para murid. Kita menjauhi sikap seperti Yudas yang terpengaruh oleh materi dan tega mengorbankan orang lain. Martabat manusia kadang kurang dihargai, bahkan diperdagangkan. Kita diajak untuk menghormati martabat manusia. Kita diajak pula menjadi pewarta sabda Allah yang setia, mewartakan Injil yang kita dengar, kita hayati, dan kita amalkan dalam hidup setiap hari.