Persatuan

Minggu, 1 Juni 2025 – Hari Minggu Paskah VII

33

Yohanes 17:20-26

“Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.

Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan. Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku; dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka.”

***

“Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.”

Kesatuan menjadi harapan, cita-cita, dan tujuan Yesus. Kenyataan dunia yang terpecah dan retak membawa duka yang mendalam. Keretakan dapat terjadi di mana-mana, dalam keluarga, dalam persahabatan, dalam Gereja, dalam tempat kerja, dalam lingkungan masyarakat, bahkan dalam relasi antarnegara. Mendiang Paus Fransiskus amat tekun mengusahakan dan mendorong persatuan. Semangat itu perlu kita lanjutkan dengan sungguh-sungguh.

Persatuan bukan berarti tidak ada perbedaan. Perbedaan adalah bagian dari kehidupan. Indahnya kehidupan kita temukan lewat perbedaan. Namun, perbedaan tidak boleh menjadi sumber perpecahan dan keretakan. Perbedaan bisa mendorong persatuan. Perbedaan selalu membuka kemungkinan bagi hadirnya persatuan.

Persatuan membutuhkan telinga. Persatuan membutuhkan manusia-manusia yang mampu saling mendengarkan. Kita sungguh mendengarkan kalau kita berusaha memahami cara berpikir dan pendapat orang lain. Ingat, kita harus saling mendengarkan. Mendengarkan adalah komunikasi dua arah. Satu sama lain saling memberi ruang bagi sesama. Sebaliknya, perpecahan dan keretakan terjadi karena kita tidak mau mendengarkan. Sering kali yang terjadi kita mendengarkan suara kita sendiri, serta pikiran kita sendiri. Kita begitu kuat dan kaku mempertahankan keyakinan kita sendiri, dan berhenti memberi ruang bagi orang lain.

Persatuan ada karena kita memberi ruang untuk sesama, sesama yang berbeda dengan kita. Seorang ayah Israel bersahabat dengan ayah Palestina meskipun sama-sama kehilangan anak yang mereka cintai karena mati dibunuh; Paus Fransiskus bersahabat begitu erat dengan tokoh-tokoh dari berbagai agama; orang tua dan anak mau saling mendengarkan dan saling mendukung; demikianlah persatuan selalu ada ketika kita serius mendengarkan dan berhenti menghakimi dan berprasangka.

Mari mohon rahmat agar kita tekun mewujudkan kehendak Tuhan akan persatuan ini.