
Matius 10:7-13
“Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.
Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat. Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.”
***
Para penggemar film Holywood pasti mengetahui keseruan film Mission: Impossible yang dibintangi oleh aktor terkenal Tom Cruise. Film ini menceritakan serangkaian misi yang penuh bahaya, yang tampaknya tidak mungkin dilaksanakan. Meski demikian, Ethan Hunt, tokoh utama dalam film ini, selalu berhasil menyelesaikan misi sulitnya. Dia selalu berhasil menyelamatkan negaranya dan dunia.
Hari ini, dalam Gereja Katolik, kita memperingati St. Barnabas, seorang rasul sekaligus pelaku mission: impossible dalam sejarah kekristenan awal. Ia mengemban misi yang sangat sulit, yakni membawa kekristenan kepada dunia. Misi penyelamatan dunia adalah juga misi sulit dari setiap pengikut Yesus.
Bacaan Injil hari ini menceritakan Yesus yang mengutus kedua belas murid-Nya untuk mewartakan Kerajaan Allah yang sudah dekat. Misi pewartaan ini tidak hanya dilakukan dengan kata-kata, tetapi juga dengan tindakan-tindakan nyata yang menunjukkan bahwa Kerajaan Allah benar-benar sudah dekat. Tindakan menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, dan mengusir setan-setan adalah tugas-tugas para murid yang menyertai dan memperkuat warta tentang kedatangan Kerajaan Allah.
Misi ini menjadi sulit dan menantang karena para murid harus melaksanakannya tanpa mengharapkan imbalan. Para murid harus memberikan semua pelayanan dengan cuma-cuma. Mereka juga tidak boleh membawa bekal, emas, perak, dan tembaga. Hal-hal yang dapat menghambat ketulusan pelayanan dan keberhasilan misi penyelamatan tidak boleh dibawa. Para murid harus percaya pada kasih cuma-cuma dari Bapa yang sudah dan akan selalu mereka peroleh. Mereka harus fokus pada misi meyakinkan orang bahwa Kerajaan Allah sudah dekat, bahwa Allah mengasihi semua orang. Misi ini menjadi semakin impossible karena para murid akan menghadapi risiko penolakan yang bisa jadi berujung pada rasa frustrasi, stres, dan putus asa.
Misi sulit yang dijalankan Barnabas, rasul yang kita peringati hari ini, berujung pada kematian sebagai martir. Barnabas dirajam oleh orang-orang Yahudi di Salamis. Demikianlah setiap murid harus menyadari risiko menjadi pewarta Kerajaan Allah. Tantangan dan bahaya tidak sedikit dalam misi mulia ini. Namun, pengikut Kristus yang sejati tidak boleh menyerah. Misi sulit penyelamatan jiwa-jiwa memang menuntut pengorbanan diri. Seorang murid harus siap ditolak, dibenci, ditinggalkan, menahan siksaan fisik dan mental, bahkan menghadapi risiko kematian. Namun, seperti film Mission: Impossible, sesulit apa pun misinya, misi sulit tetapi mulia seorang murid yang setia akan membuahkan hasil yang membahagiakan. Misi penyelamatan jiwa-jiwa akan selalu berakhir bahagia, baik di dunia maupun terutama di surga kelak.