Mengampuni sebagai Tanda Kekudusan

Jumat, 27 Juni 2025 – Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus

26

Lukas 15:3-7

Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: “Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira, dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.”

***

Salah satu ciri khas kekudusan hati adalah kemampuan untuk mengampuni. Mengampuni tidak mudah dilakukan, sebab sering kali pikiran dan hati kita dihantui berbagai godaan akan harga diri. Memang, mengampuni sesama adalah perjuangan dan usaha keras yang harus dilakukan terus-menerus.

Hari ini kita merayakan Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus. Yesus menunjukkan hati-Nya yang penuh kerahiman, sebagaimana dinyatakan Lukas dalam perikop Injilnya yang kita dengarkan hari ini. Yesus mencari domba-Nya yang hilang untuk digendong dan dibawa pulang. Paus Fransiskus pernah mengatakan, “Allah tidak pernah lelah mengampuni kita. Justru kitalah yang sering lelah meminta pengampunan dari Allah.”

Allah bersukacita ketika kita dengan rela hati mengungkapkan penyesalan dan mohon pengampunan. Bukan jenis ataupun bobot dosa yang dipandang Allah, melainkan ketulusan hati dan keyakinan iman kita yang menjadi tanda pertobatan.

Karena itu, perlu kita ungkapkan syukur bahwa melalui Gereja, kita bisa kembali lagi kepada Allah melalui Sakramen Tobat. Hati Allah selalu terbuka menyambut kepulangan kita. Kalau kita belum mau pulang dan bertobat, Allah pasti mencari dan mengusahakan beragam cara seturut kehendak-Nya. Allah bertindak demikian karena menginginkan kita semua mengalami keselamatan kekal.

Kiranya penting bagi kita untuk merenungkan makna hati kudus Yesus, secara khusus dalam Sakramen Tobat. Melalui sakramen inilah kasih Allah tercurah secara nyata dengan adanya pengampunan. Kita diharapkan melihat dan merasakan kerahiman Allah. Kita yang menerima Sakramen Tobat harus sampai pada penghayatan betapa besar kasih dan kerahiman Allah. Jangan sampai terpuruk dalam dosa, sebab Allah telah menebus kita. Jangan sampai kita terjatuh dalam perasaan bersalah terus-menerus. Kita harus yakin bahwa kemurahan hati Allah mengajak kita untuk berbenah. Allah mengampuni kita, dan berharap untuk selanjutnya kita bertindak sejalan dengan kehendak-Nya.

Mari kita syukuri rahmat kekudusan yang Allah anugerahkan kepada kita, sehingga kita semakin mampu menghayati perayaan hati kudus Yesus ini dengan penuh iman.