Curhatlah kepada Tuhan

Sabtu, 28 Juni 2025 – Peringatan Wajib Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria

20

Lukas 2:41-51

Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya. Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka. Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya. Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.” Jawab-Nya kepada mereka: “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.

***

Sering kita lihat orang-orang rajin mencurahkan isi hatinya di status akun sosial media mereka. Ada yang berisi kegalauan, kekecewaan, dan sentimen kepada sesama, ada juga yang mengungkapkan kegembiraan, syukur, dan harapan mereka. Perkembangan teknologi memang sekarang ini membuat setiap orang bisa dengan mudah curhat di sosial media.

Sayangnya, di sisi lain, kemudahan ini bisa jadi mengurangi kuantitas dan kualitas curhat kita kepada Tuhan dalam doa-doa pribadi. Orang lebih suka curhat di sosial media daripada kepada Tuhan. Ketika curhat di sosial media, orang menerima respons nyata dari sesamanya berupa aneka komentar. Namun, ketika berdoa, rasa-rasanya respons Tuhan kurang nyata. Perasaan itulah yang akhirnya mengurangi kualitas iman seseorang.

Hari ini, kita diajak mempunyai hati yang tak bernoda seperti Santa Perawan Maria. Sebagai manusia biasa, Maria gemar menyimpan perkara hidupnya di dalam hati. Dia tidak mau mengumbar perasaannya, sebab dia punya tempat curhat terbaik, yaitu Tuhan. Maria memiliki hati yang tenang dan tidak mudah dikuasai emosi sebagaimana tampak dalam bacaan Injil hari ini ketika dia menerima jawaban dari Yesus.

Kerohanian yang berkualitas membuat hati Maria tahan banting. Dia yakin bahwa menjaga kebiasaan curhat dengan Tuhan akan menguatkan semangat hidup, juga baktinya kepada Yang Ilahi. Maria pun tidak memburu komentar dari orang lain atas segala perkara hidupnya. Ia betul-betul ingin berserah hanya kepada Tuhan, baik dalam kegembiraan maupun dalam kesedihan.

Kisah hidup Maria ini menjadi cermin tentang kriteria kedewasaan iman. Orang beriman selalu percaya penuh kepada Tuhan. Hiburan dan harapan hanya ada pada Tuhan, yang mana semua itu ditemukan melalui olah doa yang cukup.

Karena itu, penting bagi kita untuk merefleksikan kualitas rohani kita sekarang. Kebiasaan curhat di sosial media tidak salah, tetapi jangan sampai hal itu membuat kita lupa untuk curhat kepada Tuhan. Berdiam dalam keheningan dan berdoa dalam ketenangan adalah pengutusan personal kita yang harus kita rawat. Mari kita membenamkan diri melalui olah rohani yang matang agar hati kita mengalami perkembangan menuju pada kekudusan dan tak bernoda. Hati yang kudus akan melahirkan karakter hidup yang sejalan dengan kehendak Tuhan.