Menemukan Harta Sejati

Rabu, 30 Juli 2025 – Hari Biasa Pekan XVII

40

Matius 13:44-46

“Hal Kerajaan Surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu.

Demikian pula hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.”

***

Yesus hari ini kembali mengajarkan kita tentang Kerajaan Surga melalui dua perumpamaan, yaitu tentang seorang yang menemukan harta terpendam di ladang dan tentang seorang pedagang yang mencari mutiara. Keduanya menemukan sesuatu yang begitu berharga, sehingga rela menjual semua yang mereka miliki demi memperoleh harta tersebut.

Hal menarik dari dua perumpamaan ini adalah reaksi orang-orang yang menemukannya. Mereka tidak sekadar mengagumi atau menyimpan dalam hati, tetapi bertindak. Mereka meninggalkan segalanya untuk mendapatkan yang lebih berharga. Itu mereka lakukan bukan karena terpaksa, melainkan terdorong oleh sukacita. Kegembiraan besar melahirkan keberanian untuk berkorban.

Yesus dengan ini mengajarkan bahwa ketika seseorang sungguh menemukan Allah dalam hidupnya, seperti penemu harta atau pedagang mutiara itu, tidak ada yang lebih penting baginya daripada memiliki hubungan yang akrab dan mendalam dengan-Nya. Ia akan rela melepaskan segala sesuatu yang lain karena tahu bahwa yang ia temukan jauh lebih bernilai.

Ini mengajak kita bertanya pada diri kita sendiri: Apakah kita sungguh menyadari bahwa iman, hidup bersama Allah, dan panggilan untuk masuk dalam Kerajaan-Nya adalah harta yang paling berharga dalam hidup? Apakah kita rela “menjual segalanya”, yakni melepaskan ego, kenyamanan, dosa, atau keterikatan duniawi, demi hidup yang lebih dalam bersama Tuhan?

Sering kali kita seperti orang yang berjalan di ladang tanpa menyadari bahwa di bawah kaki kita ada harta terpendam. Kita bisa menjalani hari demi hari yang biasa-biasa saja, tetapi jika kita membuka mata iman, akan kita sadari bahwa Tuhan hadir dan menyapa kita melalui hal-hal kecil, yakni dalam doa, dalam perjumpaan dengan sesama, dalam Ekaristi, dan dalam sabda-Nya.