Pertanyaan yang Menjebak

Minggu, 17 Agustus 2025 – Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia

5

Matius 22:15-21

Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: “Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?” Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: “Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu.” Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya. Maka Ia bertanya kepada mereka: “Gambar dan tulisan siapakah ini?” Jawab mereka: “Gambar dan tulisan Kaisar.” Lalu kata Yesus kepada mereka: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.”

***

“Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?”

Kita sering dihadapkan pada dua pilihan yang sulit: Mau memilih yang satu salah, mau memilih yang lain juga salah. Dalam bahasa Indonesia, kita mengenal istilah: “Seperti makan buah simalakama”. Kalau dimakan ayah yang mati, tetapi kalau tidak dimakan ibu yang mati. Kita menjadi bingung mana yang mesti kita pilih. Kedua pilihan tersebut memiliki konsekuensi yang sama beratnya.

Situasi tersebut dihadapi Yesus dalam bacaan Injil hari ini. Dikisahkan, Yesus didatangi oleh murid-murid orang Farisi dan orang-orang Herodian. Mereka bertanya kepada-Nya apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak. Yesus tahu bahwa pertanyaan ini adalah pertanyaan yang menjebak. Karena itu Dia menjawab, “Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik?”

Kalau menjawab boleh, Yesus akan dianggap tidak berpihak pada rakyat yang mengalami kesulitan ekonomi karena harus membayar pajak yang sangat besar. Namun, kalau Yesus menjawab jangan atau tidak boleh, Dia bisa dianggap sebagai penghasut rakyat untuk tidak membayar pajak kepada kaisar. 

Yesus tidak mau terjebak oleh pertanyaan itu. Dia minta agar ditunjukkan kepada-Nya uang yang digunakan untuk membayar pajak. Kemudian Dia pun berkata untuk memberikan kepada Kaisar apa yang wajib diberikan kepada Kaisar, dan memberikan kepada Allah apa yang wajib diberikan kepada Allah.

Hari ini kita merayakan Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80. Mari kita mengisi kemerdekaan bangsa kita dengan berbuat baik, bukan dengan berbuat jahat, yaitu dengan memberikan apa yang wajib kita berikan kepada Tuhan dan apa yang wajib kita berikan kepada sesama. Janganlah kita meniru orang-orang yang hidupnya dipenuhi dengan kebencian dan usaha untuk menyingkirkan orang lain. Marilah kita juga berdoa untuk negara kita, agar seluruh rakyat dan pemerintah bersatu padu membangun Indonesia, sehingga menjadi bangsa yang maju, jaya, aman, tertib, makmur, dan damai. Merdeka!