Hamba yang Setia dan Bijaksana

Kamis, 28 Agustus 2025 – Peringatan Wajib Santo Agustinus

15

Matius 24:42-51

“Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.

Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.”

“Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. Akan tetapi apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.”

***

“Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya?”

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, setelah kemarin Gereja memperingati iman Santa Monika, hari ini kita secara khusus memperingati Santo Agustinus, anak dari Santa Monika. Agustinus mengalami pertobatan karena doa-doa sang ibu yang siang malam bertelut di hadapan Tuhan. Dia, yang adalah seorang anak muda yang gelisah menempuh dunia, mencari arti hidup dalam nafsu dan filsafat. Namun, doa sang ibu tanpa henti naik ke langit bagaikan dupa, hingga suatu ketika sebuah suara yang lembut berbisik kepada Agustinus, “Ambillah, bacalah!”

Agustinus menafsirkan itu sebagai perintah Allah untuk membuka Kitab Suci. Kemudian, ia pun mengambil Alkitab, membukanya secara acak, dan menemukan Rm. 13:13-14: “Marilah kita hidup dengan sopan … kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.” Ayat itu menusuk ruang batinnya, sehingga menjadi titik balik yang membuat hidupnya berubah total. Hatinya luluh, dosanya pun runtuh. Agustinus bangkit, lalu menuliskan dalam Pengakuan-pengakuan: “Gelisahlah hati kami, sampai beristirahat dalam Engkau, ya Tuhan.”

Setelah pertobatannya, Agustinus menjadi seorang gembala yang setia dan bijaksana. Dia adalah seorang pujangga Gereja yang sangat terkenal karena kebijaksanaannya dalam menafsirkan Kitab Suci yang membantu umat untuk mengenali Tuhan. Agustinus membela ajaran Gereja dari ajaran sesat manikeisme, donatisme, dan pelagianisme. Agustinus menjadi uskup di Hippo. Selain cerdas secara intelektual, dia juga dekat dengan umatnya. Dia menghibur yang sakit, membela kaum miskin, bahkan mengatur bantuan sosial ketika kota dikepung musuh. Agustinus menjadi hamba Allah yang setia dan bijaksana. Semoga dengan merenungkan semangat hidup Santo Agustinus, kita tergerak untuk bertobat dan menjadi pembagi rahmat Allah.