Mengosongkan Diri

Rabu, 10 September 2025 – Hari Biasa Pekan XXIII

15

Lukas 6:20-26

Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: “Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di surga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi. Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu. Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis. Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.”

***

Untuk minum air, kita butuh gelas kosong. Gelas kosong dapat menampung lebih banyak air daripada gelas yang sudah terisi. Kita ini pun ibarat gelas kosong. Apabila kita mau belajar dari orang lain, kita perlu mengosongkan diri agar dapat memperoleh banyak pelajaran.

Orang-orang yang disebut Yesus berbahagia adalah orang-orang yang mampu mengosongkan diri mereka. Kelompok ini terdiri dari orang-orang yang suci dan yang benar. Walaupun mereka kurang beruntung secara material, mereka kaya secara spiritual. Mereka mau mengosongkan diri, yakni tidak bergantung pada apa pun, dan membiarkan Allah memenuhi hati mereka. Oleh karena itu, mereka layak memperoleh Kerajaan Allah.

Sementara itu, orang-orang yang disebut celaka adalah mereka yang tinggi hati. Kelompok ini terdiri orang kaya dan para penguasa. Walaupun kaya secara sosial dan ekonomi, mereka miskin secara spiritual. Mereka haus akan pujian, kurang berempati, dan cenderung bersikap intimidatif.

Saudara-saudari, mengosongkan diri merupakan salah satu nilai kemuridan yang sangat penting. Kita bisa mengikuti Yesus secara penuh hanya kalau kita mau mengosongkan hati kita dari segala keinginan yang tidak teratur. Dengan hati yang kosong, kita akan lebih mudah mendengarkan dan memahami sabda Yesus. Dengan begitu, kita juga pantas disebut berbahagia. Marilah menjadi gelas kosong!