
Lukas 11:27-28
Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: “Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau.” Tetapi Ia berkata: “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.”
***
Yesus meminta kita untuk mendengarkan firman Allah. Tidak cukup kalau kita hanya sekadar percaya kepada-Nya sebagai Juru Selamat. Orang yang percaya juga harus menerima kebenaran firman Allah. Melanjutkan penjelasan-Nya, Yesus menegaskan bahwa ketaatan kepada Allah mencakup pula kesediaan untuk memelihara, dalam arti melaksanakan, firman yang disampaikan-Nya.
Seorang perempuan memuji ibu Yesus karena telah mengandung dan menyusui Yesus. Ibu Yesus pantas disebut berbahagia karena memiliki Yesus sebagai anaknya. Menanggapi pujian tersebut, Yesus menekankan bahwa menjadi bagian dari keluarga-Nya saja tidak cukup. Untuk menerima berkat Allah, bahkan anggota keluarga Yesus pun harus memilih Dia sebagai Juru Selamat mereka. Beriman dan mendengarkan firman Tuhan merupakan dua hal yang berjalan beriringan. Beriman berarti menghidupi nilai-nilai kebaikan di dalamnya.
Romo Mangun sekali lagi menjadi teladan iman melalui keseluruhan hidupnya. Ia pernah bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat. Ketika menjadi imam, ia diutus untuk belajar arsitektur di Jerman. Jadilah dia seorang imam, arsitek, pendidik, sastrawan, sekaligus aktivis sosial. Ada nilai iman dalam setiap hal yang dikerjakan Romo Mangun. Sulit untuk mengatakan bahwa karya Romo Mangun hanya didasari nilai-nilai sosial yang ia percaya. Di dalam karyanya, ada kebenaran firman yang ingin ia wartakan.
Seperti yang dikatakan Yesus, tidak cukup percaya, orang yang percaya perlu mendengarkan firman Allah dan mewujudkannya dalam tindakan nyata. Ketika hadir di Kedungombo, Romo Mangun hadir sebagai saudara dan hidup bersama mereka. Saat itu, ia membuat gubuk untuk tinggal di sana. Gubuk itu akhirnya juga menjadi ruang perjumpaan bagi warga yang berjuang mendapatkan hak mereka.
Dengan perjuangannya di Kedungombo, Romo Mangun menunjukkan teladan bagaimana menjadi pribadi yang percaya kepada Yesus. Percaya kepada Yesus sebagai Juru Selamat berarti meneladan hidup-Nya yang selalu membela mereka yang teraniaya.